Saya adalah tipe orang yang tidak bisa melihat
sesuatu yang berantakan, sumpek, kacau tidak karuan. Ini lebih ke tempat
tinggal, sih. Kecuali dalam keadaan
terpaksa. Misalnya, sedang liburan/ nginap di tempat saudara, nginap di kos/
rumah teman dll.
Namanya juga lagi numpang di rumah orang, ya harus
terima. Apabila ini terjadi di kediaman saya sendiri, bisa stress saya dengan
keadaan yang seperti itu. Saya tidak suka dengan kamar yang berantakan. Kacau balau
dan segala macam, entah apapun itu namanya.
Memang, sih.
Sesuatu yang wajar bila ini terjadi pada anak laki. Tapi, apa pandangan seperti
itu tidak di rubah-rubah? apa salahnya bila pandangan seperti itu di rubah. Ya nggak?
Karena bagi saya, apabila kediaman kita itu rapi, bersih, apalagi harum, akan membuat
nyaman, tenang, santai dan pastinya tempat tinggal kita menjadi tempat yang pas
untuk menenangkan pikiran dari setumpuk masalah yang kita hadapi dari luar
rumah/kos.
Bagi saya tempat tinggal harus menjadi tempat yang
bisa memberikan ketenangan. Bukan malah sebaliknya membuat kita jadi stress. Mulai dari stress ringan sampai
stress berat. Jangan sampai kita pulang dari aktivitas yang sangat melelahkan
itu, justru di hadapkan kembali dengan hal-hal yang bisa membuat stress.
Semisal, pas kita pulang ke rumah/ kosan, kita
dihadapkan lagi dengan baju-baju setumpuk yang belum di cuci, piring-piring
kotor habis makan berhari-hari belum di bereskan, sampah yang berserakan (ada
lo yang di rumahnya/ kamar kosnya melihara sampah), buku-buku yang kita cari
tapi nggak ketemu-ketemu, lantai yang berpasir entah 4320 jam tidak pernah di
sapu. Yah, saya tidak menafikan, ini biasanya kebiasaan para lelaki bujang (re:
jomblo stadium paling parah sejagat).
iya, saya tau itu bukanlah kamar saya
Jangan undang kesetressan, itu yang selalu ada di
dalam kepala saya saat saya mulai merasa malas untuk membereskan kamar apabila
habis main laptop, makan, baca buku, nyalin catatan dsb. Atau juga muncul
ketika saya mulai berfikir untuk menundanya.
Heey, ada suara-suara lagi yang muncul selain “jangan
undang kestresan” itu. Apa itu? “menunda itu masalah.” Tiga kata yang sangat
saya ingat dari kelas 6 SD dulu, ketika di suruh berdiri saat bimbel pelajaran
bahasa Indonesia dan di suruh baca satu paragraf soal cerita.
Mungkin ada yang berfikir sama dengan saya bahwa
kamar yang rapi, bersih, intinya tidak berantakan kacau balau bisa membuat kita
lebih tenang, Lebih nyaman untuk beristirahat, lebih sedap di pandang mata dan
bisa mengundang banyak inspirasi untuk melakukan sesuatu hal, semisal membuat
suatu barang yang unik ataupun inspirasi buat nulis.
sekali lagi, oke! saya tau itu bukan kamar saya
Saya tau setiap orang itu beda-beda, mungkin ada
yang biasa aja melihat kamar yang berantakan. It’s okey. Mungkin mereka nyaman-nyaman
aja dengan hal itu. Yang jelas saya tetap yakin, bahwa kamar yang rapi, bersih,
tidak berantakan apalagi wangi, itu akan menenangkan dan menghilangkan stress.
Semua itu bukanlah untuk oranglain. Ujung-ujungnya
pasti akan kembali kepada kita juga manfaatnya. Setuju nggak? Sudahlah, mangguk
saja, hehehe.
Selain memberikan manfaat buat diri sendiri, juga
membuat kita ‘tidak malu’ ketika ada sodara, teman, apalagi orangtua yang
datang secara “MENDADAK" ke kos kita. Jadi, nggak perlu sekejap menjadi cleaning
service saat tau bahwa orangtua mau datang. hehehehe
Pernah suatu kejadian, saat saya secara mendadak
main ke kos teman. Tanpa ngasih kabar sebelumnya bahwa saya mau main ke tempat
dia. Eh, bukannya saya di suruh masuk, malah saya di ajak keluar lagi buat
nongkrong dan ngobrol di luar aja.
Saya tanya, emangnya kenapa? Dia jawab, sori thur,
bukannya apa-apa. Aku malu aja. Kamarku berantakan banget ee. Setelah berkali-kali
saya memaksa untuk melihat ‘sedikit’ saja isi kamarnya. Akhirnya dia mengiyakan
permintaan saya.
Setelah kepala saya masuk dari pintu kamarnya,
innalillah, kamarnya super-super innalillah. Hahaha. Berantakan banget. Buku-buku,
baju-baju, kolor-kolor, tisu-tisu, kartu remi, laptop, kasur, becek, hujan
badai, numpuk jadi satu semua. Yang ada di pikiran saya, “apa dia nggak stress
ya dengan keadaan yang seperti itu.” Sudahnya tugas banyak, belum lagi karena
ada masalah.
Misal, pulang dari kampus terus harus nenteng motor karena ban bocor atau
karena habis nabrak rumah orang kemudian orangnya marah-marah, sebagai ganti
ruginya orang yang punya rumah itu jodohin kita sama anaknya yang idiot plus
giginya ompong.
Kan kita tidak pernah tau, di luar, kita akan dapat
masalah seperti apa. Nah, maka dari itu koslah yang menjadi penetralisir dari
semua masalah yang kita dapat dari luar. Kita pasti lelah kan sehabis aktivitas
di luar? Rumah/ koslah yang menjadi tempat istirahat.
Maka tidak salah saya menempatkan mimpi saya ingin
mempunyai rumah. Mimpi punya rumah saya tempatkan di atas mimpi saya punya
mobil. Apalagi di rumah ada istri yang solehah, cantik, baik, yang
bagus-baguslah pokoknya. Ah,kok jadi
melenceng gini sih. Back. Back!
Tempat tinggal harus kita setting sendiri. Semakin nyaman bagi kita, semakin kurang pula
kestressan-kesetressan yang datang. Saya rasa, semua orang setuju kalo tempat
yang rapi, bersih, tertata, enak di pandang mata, wangi itu bisa memberikan
kenyamanan.
Saya saranin sekali lagi. Ingat, jangan undang
kestressan :)
Salam kenal dan untuk lebih kenal atau sekedar ngobrol-ngobrol follow aja twitter saya : @akhi_fathur
haha benar sekali...kalo kamarnya rapi dan bersih rasanya enak dan lega mau istirahat abis kerja atau kuliah :D
BalasHapusyea, that's right. :)
HapusCukup rapi ya foto yg atas
BalasHapusrapi banget ^^
BalasHapus