Hay Maret, selamat datang. Nggak terasa waktu itu
cepat banget ya? Sekarang sudah bulan tiga. Nanti nggak terasa bulan empat,
lima dst. Habis itu ulang tahun lagi, tambah tua lagi, tambah ganteng lagi hehe
(jujur, saya hanya bercanda saja :D)
Hari ini saya mau cerita. Boleh ya? Kalo nggak boleh,
saya tetap cerita juga hehehehe
Sering sekali saya mengamati orang ketika ia sedang
di hadapkan dengan masalah. Tentu, tiap orang beda-beda dalam menyikapi setiap
masalahnya. Ada yang mengahadapi masalahnya dengan masa bodoh, dengan tenang,
dengan marah-marah dan lain-lain. Macam-macam.
Disitu saya menemukan cara terbaik sikap seperti
apa yang harus kita pegang saat masalah datang. kuncinya adalah “Thinking
solution”. Yap, Berfikir solusi.
Memang, kadang masalah itu membuat mood kita
menjadi tidak baik, semangat menurun dan tentunya membuat kepikiran. Apabila
kita fokus berfikirnya di lingkaran masalah, penyelesaian justru lambat. Bahkan
bisa jadi masalah tersebut tidak akan pernah selesai.
Saya merasakan sendiri bagaimana masalah yang saya
hadapi, kemudian saya bisa selesaikan dengan cepat. Saat masalah datang, jangan
sampai malas untuk segera menyelesaikannya. Jangan sampai masalah itu di
tumpuk, di nikmati bahkan di koleksi.
Ini kejadian saya kemaren, saya dihadapkan dengan
masalah yang lumayan menganggu pikiran. Kemaren, saat liburan semester saya
pulang kampung (istilahnya anak kuli_ah). Sekitar 1 minggu di Bontang, nggak
sengaja saya baca status bbm teman kos saya. Yang intinya kosan saya sedang di renovasi.
Kemudian saya langsung chat teman saya itu. Di
certakanlah semua kondisi kosan saya. Padahal baru aja saya di rumah, dan masih
banyak waktu untuk liburan. Waktu itu saya sempat panik dan emosi. Panik karena
kepikiran gimana nasib semua barang dan motor saya yang disana. Dan juga emosi,
kenapa bapak kosnya nggak ada ngasih tau kalo kosannya mau di renov. Main
renovasi aja seolah di kamar-kamar itu tidak ada barang oranglain.
Tapi karena saya tidak bisa berbuat apa-apa juga,
jadi saya coba melupakan sementara masalah nasib barang-barang saya itu.
Percuma di pikirkan, malah buat emosi sendiri. Saya lupakan sambil ikhlaskan
apabila memang terjadi apa-apa dengan semua barang saya.
Esoknya saya telpon beliau, singkat cerita dia
katakan barang dan motor saya aman. Tapi saya tidak begitu percaya, saya lebih
percaya apa yang di ceritakan oleh teman saya tersebut. Beliau mengatakan nggak
apa-apa agar saya tidak marah.
Iya saya tau bahwa barang saya memang aman. Aman
dari luar. Tapi barang-barang saya di gabungkan, di sembarangkan, di tumpuk
menjadi satu dengan barang-barang anak kos lainnya. Apa yang di katakan teman
saya ternyata memang benar.
Ketika saya balik, ternyata kos saya memang sudah
parah. Kotor, banyak tanah, berdebu, berantakan, penuh material bangunan, dll.
Benar-benar tidak layak di tempati lagi bagi saya.
Padahal waktu itu saya sangat lelah setelah 15 jam
perjalanan. Seharusnya saya bisa istirahat dengan tenang dan nyaman saat sampai
seandainya kos saya baik-baik saja. Karen sudah tidak tahan saya pun bawa
istirahat sebentar.
kosan sudah seperti lokasi adu nyali dunia lain
ini adalah kamar kos saya dulunya. Sekarang jadi kos kecoak
Sorenya ketika bangun, usai solat ashar saya
langsung memikirkan cara bagaimana saya bisa pindahan malam itu juga. Saya chat
semua teman-teman saya, saya ceritakan semua apa yang sedang terjadi dengan
saya. Salah satu teman saya bilang, “waduh itu di tuntut aja thur. Kok tega
sih.”
Saya jawabin, “Daripada aku marah-marah, dan sibuk
mengurusi tuntutan ke bapaknya, mending aku mikirin cara gimana supaya malam
ini aku bisa pindah kosan dan barang-barangku bisa di selamatkan.
Ya, saya waktu itu memang harus segera pindah. Nyelamatkan
barang-barang saya yang di sembarangkan itu. Baju, buku, jas almamater dan
macam-macam jadi kotor dan tertumpuk (ketindis) sama barang-barang lainnya.
Teman-teman saya bilang, habis magrib mereka mau
bantuin saya pindah. Teman saya juga menawarkan untuk sementara tinggal di
tempatnya dulu. Soalnya belum dapat kos dan nggak mungkin cari kosan malam itu
juga.
Akhirnya saya pindah, dan waktu itu untuk beberapa
hari saya tinggal di kontrakan teman saya. Mulai dari hari selasa-jum’at. Jum’at
sorenya saya sudah dapat kos baru. Dan hari sabtu kemaren saya akhirnya pindahan
ke kos baru.
Hari ini saya bisa nulis dengan nyaman, menata
kamar dengan sesuka saya, ngerjakan tugas dengan tenang. Intinya, lebih nyaman
daripada saya harus tinggal rumah yang sedang di renovasi itu. Sudah lega
banget sekarang, hidup nggak terombang-ambing lagi J
Seandainya saja saya waktu itu cuma ngegerutu
sendiri, jengkel-jengkel sendiri tanpa action, mungkin sampai dengan hari ini
saya masih tinggal di rumah yang masih berantakan itu. Mau ngerjakan tugas
susah. Mau nyetrika baju susah, mau belajar susah. Soalnya buku-buku saya entah
ke tumpuk dimana. Pokoknya serba nggak enaklah.
Berfikir solusi, menuntun pada penyelesaian
masalah. Justru karena memikirkan solusi itulah otak bisa bekerja maksimal,
mencari cara dan jalan sedikit demi sedikit. Itulah yang saya rasakan. Tadi itu
hanya salah satu masalah yang saya selesaikan. Berhubung masih baru, makanya
saya jadikan contoh untuk di ceritakan.
Betapa banyak orang yang sedang mendapatkan sebuah
masalah, malah meratapi, memikirkan masalahnya terus menerus, itu-itu saja yang
di pikirkan, tanpa beregerak, tanpa bertindak. Sehingga masalahnya tidak
selesai-selesai.
Padahal, memikirkan masalah dan memikirkan solusi
sama-sama lelahnya. Jadi, untuk apa energi di habiskan untuk memikirkan masalah.
Iya nggak? Kenapa tidak di habiskan untuk memecahkan masalah (mencari
solusinya). Kan sama-sama lelah, sama-sama habis karena berpikir. Cara berpikirlah
yang bisa membuat setiap orang itu beda dalam mengambil sikap. J
Nah, makanya saya coba untuk menulis ini. Mudahan tulisan
saya kali ini bisa bermanfat dan memberikan secuil solusi kepada siapapun itu
yang masih suka mbulet sama masalah. Stress itu salah satunya karena kebanyakan
mikirin masalah. Di pikir-pikir aja terus. Tapi nggak gerak-gerak. ACTION OKEY!!!
Untuk itulah kali ini saya berbagi
bagaimana sebaiknya sikap kita ketika mendapatkan sebuah masalah. Jawabannya,
cukup temukan jalan keluarnya. Just it ^^
Salam kenal dan untuk lebih kenal atau sekedar ngobrol-ngobrol folow aja twitter saya : @akhi_fathur
thanks bro fikri :)
BalasHapus