Sempat punya niat beberapa bulan lalu untuk ngebentuk sebuah band. Dan Alhamdulillah cuma latihan sekali, setelah itu……….. bubar.. Hilang.
Awalnya saya yang punya ide untuk membuat band
ini. Kemudian saya ajak satu teman saya (Icang, kebetulan skill gitarnya boleh
juga. Kita berdua pun gercep (gerak cepat) mencari personil lain untuk mengisi
bagian bass dan drum.
Sekitar 3 mingguan, kita menemukan bassis dan
gitaris (Rafi dan Wil). Karena khawatir ini akan menjadi wacana, saya langsung
aja ngajak buat liatihan perdana. Saya di desak-desak sama Icang dan Rafi. “thur
kapan kita main ini? Jangan kelamaan thur, ntar malah nggak jadi.”
Dua orang ini, agakkampret sih. Nyuruh iya. tapi ngebantuin nyari personil enggak. Mereka desak-desak saya supaya segera action, padahal drummernya aja belum dapat.
Karena di desak terus, Saya pun nyuruh mereka buat cari personil lagi, namun
tetap aja nihil. Selain karena masih kurangnya personil, penyebab lain kenapa
kita nggak mulai-mulai latihan, itu karena diantara kami berempat ada yang
super-super sibuk. Wil penyebab kami lamban.
Dua orang ini, agak
Hampir semua kepanitian di kampus, dia ikuti.
Kalo ngomong sama dia, kadang ngerasa kasihan, kadang ngerasa kesel juga. Saya kasihan
soalnya dari raut wajahnya, dia kelelahan dan juga banyak pikiran. Itu
kelihatan. Terus yang buat saya kesel, kalo di ajak ngobrol itu suka nggak nyambung
atau LOLA. Selain itu juga paling susah di hubungi. Ngehubungi dia itu serasa
ngontak istrinya wakil presiden. Sulit banget.
Saya sih ngerti aja sebenarnya. Dia sedang
banyak pikiran. Dia stress. Kalo di kelas, dia suka diam. Sepanjang
perkuliahan, diam aja kayak orang nahan PUP. Perkuliahan selesai, dia langsung
hilang. Langsung pergi rapat, atau ngumpul sama anggotanya buat ngomongin
progress acaranya.
BTW, saya lupa kasih tau. Dia selalu ikut
kepanitiaan-kepanitiaan besar. Kepanitiaan acara Nasional. Di Semua kepanitiaan
yang dia ikuti, dia sering ngisi posisi penting. Devisi acara. Dan rata-rata
dia ketua koordinatornya. Bisa di bayangin kan gimana stressnya? Pas waktu itu
sih ada 7 kepanitiaan yang dia ikuti. Salah satunya satu kepanitiaan bareng
saya. Disitu dia anak acara juga.
Selama persiapan untuk event ini. Kira-kira
sekitar 6 bulan persiapan buat BIG EVENT tersebut. Selama itu juga dia hilang dan
baru muncul saat H-1 acara. Dia ikut gladi bersih. Dan disitu saya baru sadar
kalo ternyata dia juga panitia. Haha *kemana aja bos?
Sekali lagi, saya paham kalo dia stress dengan
semua itu. Itupun dia nggak bisa ikut maksimal, karena acara tersebut crash
dengan acaranya yang lain. *saya jadi ikut-ikutan stress, pas dia ijin ke saya
mau ninggalkan lokasi.
Nah, karena rekan saya satu ini seperti
istrinya wakil presiden, maka saya inisiatif buat datang ke kosnya. Buat
ngomongin kapan bisa ngeband. Atau sesekali ngomongin masalah ini pasa
ketemu di kampus. Berhubung kami kekurangan drummer, saya iseng aja gitu buat
nanyain dia bisa apa enggak main drum. Dia bilang bisa sedikit-sedikit. Oke
fix, untuk sementara dia yang kami jadikan drummer walau basic sebenarnya gitaris
dan vocal.
Malam minggu, kami jadikan hari pertama buat
ngeband perdana. Selama di perkuliahan ini. Setelah sekian lama mencari waktu
untuk ngeband, akhirnya ketemu juga hari yang pas yaitu malam minggu. Untungnya
kami semua single.
Setelah kelililing-keliling nyari studio band,
rata-rata penuh. Kami nggak dapat yang kosong. Sudah ada yang nyewa buat
latihan. Kami baru dapat studio band sekitar jam 10 malam.
Kami pikir, malam minggu itu banyak studio
band yang sepi. Soalnya kan malam minggu itu, mainstreamnya orang pacaran. Dan
ternyata masih ada segolongan kaum seperti kami. Ngisi malam minggu dengan
hobi.
Kami cuma berempat, masuk ke dalam studio
melewati orang-orang yang habis latihan. “permisi mas” kami agak sopan, soalnya
kami kalah jumlah.
Diantara semuanya, orang yang paling amatir
ngeband adalah saya. Saya benar-benar lupa dan serasa asing banget gitu tentang
isi studio band. Padahal sekitar 5 tahun lalu. Saya sering banget ngeband.
Nggak sekaku pas malam itu. Selama 5 tahun, hampir terkubur semua tentang musik
dalam hidup saya.
Setelah cek sound dan sebagainya. Kami mulai main. Saya ambil dua bagian, vocal dan gitar. Ini karena kami kekurangan
gitaris. Soalnya gitaris dua, kami suruh jadi drummer. Itulah kenapa saya
vocal sambil main gitar juga.
Jangan tanya suara saya bagus apa enggak. Karena bagi saya, nyanyi itu nggak di tuntut untuk punya suara bagus. Tapi di tuntut untuk jadi suara sendiri. Bukan ikut-ikut suara idolanya. Di tuntut untuk punya suara yang beda yang mana kalo orang lain dengar kita nyanyi, orang udah tau kalo itu suara kita. punya ke khasan sendiri.
Jadi, suara saya itu BEDA sama penyanyi-penyanyi lain. Kalo musisi lain, suaranya enak buat di dengarin. Kalo suara saya, enak buat di lemparin. Nggak masalah, yang penting BEDA
Terus, malam itu kita main selama satu jam. Kami fokus dengan satu lagu. Kami mainkan lagunya Noah “Tak Lagi Sama”. Pas banget ya, malam
makin larut. Perasaan makin hanyut.
sumber: kapanmainlagi.blogspot.com
Malam itu sih bisa di bilang kesuksesan kami
ngeband sekitar 80%. 20% nya kurang karena kami nggak punya drummer. Ini yang sangat kami sayangkan. Kami sudah
nggak tau lagi harus ngajak siapa. Dan siapa lagi yang bisa main drum.
Sebenarnya ada satu orang teman saya yang
berbakat dalam musik. Main drum pun juga bisa. Hanya saja dia cewek. Manja,
banyak alasan dan sangat ngerepotin. Maka dari itu, kami nggak ada yang setuju
buat ngajak dia.
Setelah
kami latihan, anak-anak kembali lagi dengan rutinitasnya masing-masing. Nggak
ada satupun yang membahas masalah ngeband ini sampai dengan hari ini. Yah, dari
awal yang semangat ngebuat grub band ini cuma saya dan Icang aja. Yang lain cuma
ikut. Nggak seserius saya dan Icang.
Jadi, bisa di bilang malam itu cuma menjadi
pengisi waktu kosong kami aja. Selanjutnya, nggak ada lagi yang mau follow up.
Beberapa hari yang lalu saya sempat nyinggung masalah ngeband ini. Terus
di jawab sama Icang. “Masih semangat kau buat ngeband?.” Pertanyaannya sambil
di iringi dengan nada ngecewa berat. Sebenarnya yang dia rasakan, sudah jauh-jauh
hari saya rasakan juga.
“Kayaknya band ini nggak akan serius deh” itu yang
saya rasakan setelah pulang dari studio malam itu.
Padahal, kami semua punya minat yang sama
dalam musik. Hanya saja, kesibukan kami masing-masing lebih banyak mengambil
porsi pikiran kami daripada hobi kami yang satu ini.
Sejujurnya Saya sudah menemukan rekan-rekan
yang hebat. Icang, dengan skill gitarnya sudah oke banget. Dia juga sering ikut
event-event musik sama bandnya waktu SMA dulu. Kalo si Wil memang lahir dari keluarga pemusik. khususnya bapaknya. Terus dia pemain band juga dari SMP. Selain ngeband, dia juga personil paduan suara. Dan yang terakhir si
Rafi. Spesialis bass. Saya awalnya nggak tau kalo dia bisa main musik. Dan ternyata, dia jago juga main bass. Menarik.
Kita semua punya latar belakang yang sama.
Tetapi kami nggak punya pikiran dan perasaan yang sama, kesibukan pun juga
beda. Maka dari itulah, band yang mau saya dan Icang bentuk itu, belum sempat
berjalan tetapi sudah pulang ke rumah masing-masing.
Dulu waktu SMP, saya juga punya band
ecek-ecek. Sudah lengkap sih. vocal, gitar 1 dan 2, bass, dan drum. Tapi kita
semua pisah semenjak lulus SMP. Kemudian pas SMA, saya di ajak main band lagi
sama teman-teman sekelas saya. Sudah kebentuk juga. Tapi kami bubar karena satu rekan saya masuk penjara. Setalah itu, kami bubar. Nggak pernah main band
lagi. khususnya saya. Itulah terakhir kali saya ngeband. Semenjak itu saya meninggalkan
dunia musik sekitar 5 tahunan.
Dan sekarang, setelah saya punya semangat lagi
bermusik, semangat lagi buat ngebentuk grup band, eh malah nggak jadi. Malah tambah susah
ngebentuknya pas sudah kuliah gini. Yasudahlah ya..
“Ternyata
untuk membentuk sebuah tim, kita tidak hanya mencari orang yang punya keahlian
dan sejenisnya. Tapi yang lebih penting adalah kita punya satu pikiran dan satu
perasaan yang sama dengan tim kita dalam mencapai tujuan.”
Yah, saat ini yang saya pikirkan cuma satu. Kapan saya bisa beli gitar. Biar saya bisa belajar lagi dengan segera. Dulu pernah salah seorang teman saya yang pengen banget bisa main musik. tapi setelah belajar dengan keras, tetap nggak bisa-bisa. Terus dia ngomong ke saya. "kamu itu punya bakat di musik, tapi sayang banget nggak kamu kembangin lagi." Pas itu sih saya anggap biasa aja omongannya. Moment itu waktu saya masih ninggalin dunia musik. Dan Sekarang, saya mau belajar kembali.
Saya punya keinginan, saya pengen ngisi hiburan di salah satu acara. Entah itu acara seminar, atau sejenis acara talk show. Sepertinya seru gitu. Nggak harus ngeband kan? Solo guitar juga bisa. Kalo bisa kesampaian, si Icang mau saya baret lagi. Hehe.
Saya punya keinginan, saya pengen ngisi hiburan di salah satu acara. Entah itu acara seminar, atau sejenis acara talk show. Sepertinya seru gitu. Nggak harus ngeband kan? Solo guitar juga bisa. Kalo bisa kesampaian, si Icang mau saya baret lagi. Hehe.
Terus kalo sudah gitu, ada yang nanya. "Nggak sekalian ngeband aja thur?"
Yah paling saya jawab,
hahaha ceritanya #KERENS
BalasHapusgw juga punya band. Latihan tiap minggu di rumah temen. Yah pokoknya ancur banget. ditambah 3 minggu terakhir gak latihan, karena mereka punya cewe dan milih cewe.
tentang tim itu bukan cuman keahlian, tapi prilaku juga. hal yang paling utama adalah punya tujuan yang sama.
visit + follow juga Ridone Peradaizu
wah,, susah rid kalo udah lebih mentingin cwek daripada tim. btw, km doang yang gak punya cwe? haha.
Hapusoke, siap meluncur kesana ^^
Ahaha, gw ngakak bacanya. Lagian lo sih bang... nggak diseriusin. Coba diseriusin, nggak cuma angin-anginan doang. Tapi kalo sekarang sih pasti sedang sibuk-sibuknya sama kegiatan masing-masing. Jadilah main musik gituan kayak cuma 'angin lewat'.
BalasHapusSherly pokoknya nunggu lo bisa musikan keren, terus lo main di depan gw
http ://tulisandarihatikecilku.blogspot.co.id
mending di baca ulang deh, siapa di cerita itu yang gak serius -__-
HapusBagus sempat ngeband. Saya malah nggak pernah. Ngeband, apaan tuh????
BalasHapushaha.. mungkin bidang yang kita suka beda mas Adin hehe
Hapusiya yah, ngeband. apa itu? wkwk
jadi ingat jaman sma 20 tahun lalu :)
BalasHapusSemangat yah
waduh bang,, aku jadi serasa bocah banget wkwk
Hapus“Ternyata untuk membentuk sebuah tim, kita tidak hanya mencari orang yang punya keahlian dan sejenisnya. Tapi yang lebih penting adalah kita punya satu pikiran dan satu perasaan yang sama dengan tim kita dalam mencapai tujuan.”
BalasHapusSedappp, suka banget sama kata-kata itu thur :))
hehe.. thanks Wid ^^
HapusDuh, maaf ya, saya ngakak baca postingannya hehehe ._.v
BalasHapusEmang rada ribet kalo ngeband bareng temen-temen kuliahan. Kesibukannya hampir sama. Dulu saya juga punya band, namanya Tum-Band, nama fansnya Tum-Bal. Latihan jarang, manggung cuma 2 kali, trus udahan :'D Haha. Semoga kamu cepet dapet undangan buat manggung di event-event, ya. Semangattt.
buset. itu seriusan nama bandnya mbak? haha. untung gak sempet jadi gede ya.. kasian ntar para fansnya banyak yang tau-tau ilang karena jadi tumbal. wkwk
HapusAamiin. makasih mbak do'anya :)
semangaaaaaat! ^-^
BalasHapusSiap Komandan! ^^
HapusYah gitulah gue juga ngerasain yang namanya susah nyari band. Pernah ketemu, tapi genre musiknya yang beda. Awalnya sih oke oke aja, tapi gue ngerasa gak akan berkembang dengan band ini. Latihan aja rasanya berat banget. Gue keluar.
BalasHapusDan sekarang lagi nyoba buat main sendiri. Iya gue lagi belajar buat musik sendiri. Baru ngandelin launchpad, ini juga lagi nabung buat beli piano sama gitar, soalnya ngadelin software doang, ribet. Gue pake FL studio. cobain deh. Siapa tau keterusan terus jadi produser musik??
Btw, orang kaltim? Salam kenal. Gue jugaaa..
naha itu dia her. genre. susah juga tuh buat nyamainnya.
Hapusmakasih her udah ngerekomendasiin.. berguna banget tuh infonya. kalo sampe keterusn jadi produser musik, di aamiinkan lah ya. hehe
yaps aku org kaltim.. salam kenal balik ya.. sering2 main ke bubuhanmu ini. hahaha ntar deh ak main juga ke blogmu.
Huahahahaha. Komen di atas aku, si Herdian juga orang Kaltim loh, Thur. Bisa kali kita ntar bertiga kopdar. :D
BalasHapusBaca postingan kamu ini ngingatin aku sama perjuangan salah satu blogger dalam ngebentuk grup nulis. Apalagi pas baca quote-nya yang terakhir. Bener banget. Harus punya satu perasaan dan satu pemikiran biar tim itu jadi klop dan kompak.
Itu aku juga kasihan sama Wil. Kayaknya hidupnya nggak punya me time buat dirinya sendiri. Sibuk banget :( Btw drummer-nya bisa diganti sama beatboxer aja nggak? Kalau mau aku bisa isi posisi itu. Huahahaahaha. *digampar Fathur pake gitar*
kopdar? boleh2.. minumnya wine ya cha. hahaha *soksoknakaldululahya
Hapusnah itu dia cha, sempet ku tulis kan aku kadang ngerasa kasihan, kadang juga kesel.. tapi emang dianya sendiri sih yang nayri penyakit. haha
kamu mau daftar gitu? kita sudah bubar woy. hahaha
Kalau punya bakat ngebenad lebih baik di teruskan aja m,ain band nya siapa tahu jadi band terkenal
BalasHapusSemoga ada jalannya ya.. Aamiin :)
HapusWah, keren juga niatnya, ngebuat band. Emang sulit ya nyatuin suatu band kalo ngga punya visi sama. Personil juga kadang jadi batu sandungan. Bahkan kalo kekurangan, seringnya pada bikin band beranggotakan dua orang aja, alias duo. Kalo serius masuk dapur rekaman, mereka bakal pake additional player.
BalasHapusSi Will berarti aktif banget berorganisasi ya, bisa sampe ikut di tujuh kepanitiaan begitu hehe, apa ngga mabok seksi acara itu? Susah di-contact pula :p
Bener Thur, vokal unik bisa jadi pembeda, ada beberapa musisi yang ngga terlalu mengandalkan kekuatan vokal tapi bisa berhasil di dunia musik. Btw, itu band yang sempet lo gabung pas SMA, miris juga, bubar karena rekan ada yang dipenjara :(
Sip bro, satu tim itu emang mesti satu pikiran dan satu perasaan yang sama :)