Gelapnya Dunia Hari ini

sumber

Hari ini dunia serasa gelap sekali. Pun juga serasa suram. Seperti pagi hari namun sudah tertutup gumpalan awan. Awan hitam. Seolah mau hujan yang sangat deras. Tidak ada tanda-tanda suara siulan burung-burung kecil. Kenapa lucu sekali hari ini?

Memang sudah lama, saya tidak berintropeksi diri. Memang sudah lama, saya tidak dapatkan waktu untuk sendiri. Apakah karena selalu berusaha merasa bahagia, berusaha menikmati hari-hari yang saya lewati. Sehingga, sampai-sampai lupa bahwa akan ada suatu hari guncangan batin yang datangnya dari luar.

Saya lupa, saya sudah terlalu banyak bercanda. Padahal maksudnya, agar sedikitpun rasa sedih tak berani datang. Karena suramnya hari ini, saya kehilangan rasa bahagia. Saya kehilangan rasa percaya diri. Saya tau, tidak ada senyuman hari ini di mata orang-orang sinis.

Saya terkadang heran, mengapa ada orang-orang sombong di dunia ini. Mengapa ada orang-orang yang meyakini dirinya hebat, padahal secara tidak sadar ia merendahkan oranglain. Ia menghina oranglain. Ia menghancurkan oranglain di depan kepala-kepala yang menahan tawa.

Pantas saja Tuhan benci sekali dengan orang-orang sombong. Nyatanya, manusia ini sangat kecil sekali. Kalaupun seluruh manusia ini tidak ada di alam semesta, tidak akan ada pengaruhnya sama sekali tentang kinerja tata surya. Semua tetap berjalan, semua tetap bergerak mengikuti aturan dari Tuhan.

Saya berintropeksi, saya tidak menyalahkanmu. Mungkin memang saya yang masih kurang ilmu, mungkin memang salahku. Seharusnya kita bisa bertukar posisi, agar dirimu paham rasanya malu yang teramat. Tapi ini bukan tentang peraduan manja. Ini tentang kompetisi, siapa yang paling hancur hatinya dan siapa yang paling kokoh dengan kesombongannya. Ku rasa, engkau menang hingga waktumu habis dengan saya.

Dengan segala kerendahan hati, saya memutuskan untuk menenangkan diri hari ini. Saya butuh waktu sendiri. Saya ingin melihat lagi, betapa kejamnya kebodohan itu. Betapa kejamnya lidah yang mengolah kata tentang arti kebodohan oranglain di tempat ramai. Untuk itu pembekalan diri memang sesuatu yang mendesak.

Saya tidak meminta maaf padamu. Saya hanya akan meminta maaf pada diri sendiri bahwa persolan hari ini, tidak akan pernah hilang. Saya tetap ingat hari ini saya jatuh, hari ini saya menjauh, hari ini seketika saya membisu. Tapi saya pastikan bahwa situasi hati hari ini, hanya cukup hari ini. Tidak akan di bawa sampai keeseokannya. Tetapi dirimu yang angkuh, saksi bisu sekalipun akan sulit melupakan.


"Sebagaimana euforia yang ada batas waktunya, maka kesedihan pun tak perlu berlama-lama. Fathur."

Di akhir bulan Maret,

Kamis, 31 maret 2016

(Pukul 7.20 – 9.30 AM)