Minggu, 05 April 2015

Jendela Saksi Rasaku


Ku renungi setiap jalan yang telah ku pilih. Ku lihat pula bahwa langit tetap biru dan burung-burungpun tetap berlalu lalang sesekali terbang di bawah awan.

Mataku melihat warna yang begitu merah. Bukan. Itu bukan merah, tapi gradasi senja yang konon bisa merubah rasa. Rasa di dalam jiwa.

Ku lukis pelangi di kertas gambarku yang masih kosong. Aduh ku tak sanggup. Tanganku bergetar bila ku resapi sudah seberapa panjang jalan setapak demi setapak yang telah menghantarkanku hingga ke tanah yang penuh kesuburan ini.

Di balik jendela sederhana itu, aku menulis. Aku memulai dan akan terus mencoba untuk memulai sesuatu yang aku sendiri tokoh utamanya. Tuhan, kaulah sumber kebahagiaan. Kaulah yang mampu ciptakan segala hal yang tidak pernah aku jumpai dan kutemui. Adakah sisa waktu untukku untuk kau berikan hal demikian? Aku menunggunya

2 komentar:

  1. Jadi kamu sendirian ???? pasti jomblo ngenes yeeee hahaha #melipirGanteng

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha.. sori bro aku bukan jones. aku penulis jendela saksi rasaku :)

      Hapus

Terimakasih sudah membaca. Tolong tinggalkan komentarnya. Karena dengan komentar kalian, blog ini akan semakin bernyawa hehe. Salam, untuk para blogger se-Indonesia. Dari Malang (@akhi_fathur)