Senin, 01 September 2014

Sibuk Membicarakanmu di Belakang

Kemaren ketika pagi-pagi saya online, gak sengaja saya baca statusnya ustad felixsiauw.

Nggak usah khawatir kalau orang ngomongin kamu dibelakangmu | berarti kamu masih di depan dan teruslah ada di depan :)


Setelah baca status tersebut, saya lebih semangat lagi untuk menjadikan hidup ini lebih bahagia, ceria dan berwarna dengan terus menambah peningkatan beserta kebaikan untuk setiap harinya.

Hilangkan rasa kekhawatiran atas apa yang orang lain bicarakan di belakang. Kita gak pernah tau apa yang orang lain bicarakan di belakang kita. kita hanya tau sebuah hasilnya seperti  teman, kenalan, kerabat dll tiba-tiba menjauhi, menjaga jarak bahkan memutus hubungan dengan kita. Luar biasa banget ya.

Kita pun sudah tau bahwa kita hidup selalu ada orang yang menyukai dan ada yang membenci. Kedua hal tersebut akan selalu ada, siapapun kita. karena kita menjadi orang baik selalu ada yang mencela begitupun orang jahat yang selalu ada pembela.

Don’t worry brother, kita cukup menjadi orang baik saja. Biarkan mereka sibuk membicarakan kita di belakang sedangkan kita sibuk untuk mencari kebaikan. Waktu terlalu singkat bila di habiskan untuk membicarkan orang lain.

Saya sangat mengerti bagaimana rasa sakitnya ketika kita di bicarakan di belakang. Karena saya pun pernah mengalami dan saya yakin masih banyak orang yang mengalami hal yang sama.


Bukan hanya orang yang tak mengenal kita yang membicarakan di belakang. Tapi seorang temanpun bisa saja yang menjadi pelakunya. Bahkan kejadian ini yang paling sering terjadi.

Begitulah terkadang seorang teman. Tega menghancurkan kita di belakang. Menceritakan ini dan itu dengan versi yang berlebihan. Kita tidak sadar dengan apa yang sudah dia bicarakan di belakang. Karena ketika di depan kita merasa bahwa dia baik-baik saja. Serasa teman benget. Padahal tidak demikian saat dia di belakang.


Entah apa yang dia fikirkan. Mengapa harus melakukan hal tersebut, padahal dengan temannya sendiri misalnya. Menjadi teman ketika berhadapan, menjadi lawan ketika di belakang.

Menceritakan segudang cerita kepada teman kita yang lain. Terus-menerus mempengaruhi teman yang lain agar “mau” sependapat dengannya. Kemudian sama-sama menjahui lalu mengajak teman-teman yang lainnya lagi untuk menjauhi.

Padahal dia lupa sudah berapa banyak kita menolongnya, dia lupa akan kebaikan yang pernah kita berikan kepadanya. Memang benar, bahwa kebaikan itu gampang untuk di lupa. Karena 1000 kebaikan akan lenyap hanya dengan 1 kesalahan yang kita buat.

Namun kita jangan sampai jadi pribadi yang riya. Suka pamer akan kebaikan yang telah kita lakukan. Ketika hal tersebut sedang terjadi pada diri kita. kita gak usah sibuk membeberkan semua kebaikan kita pada orang lain. Sayang sekali, kebaikan yang kita beberkan tersebut bisa hilang. Karena mereka yang menyukaimu tak perlu itu, sedangkan mereka yang membenci tak akan percaya itu.

Biarkanlah dia membicarakan kita di belakang, kita cukup tau dan calm saja. Karena kadang ada orang yang lengkap ceritanya ketika dia sedang tersakiti, di omongin di belakangnya misalnya. Dia bercerita sangat rinci semua kebaikan-kebaikan yang telah ia berikan. Yang seperti ini, semua kebaikannya akan hilang. Tidak bernilai apa-apa.

Saya pernah mengalami. Saya punya sahabat yang sudah deket banget. Kemudian tiba-tiba dalam waktu yang singkat kami mulai renggang. Renggang karena seorang teman yang ternyata hobinya adalah ngomongin orang di belakang dan ngerusak keakraban pertemanan orang.

Tapi Alhamdulillah Tuhan masih sayang kepada saya karena saya sudah di perlihatkan atas perlakuannya dengan mata dan kepala saya sendiri. Saya mengetahuinya secara langsung.

Saya sempat kasih kesempatan, namun ternyata dia melakukan lagi dengan sahabat saya yang lain. Itu rasanya sangat sakit. Dan saya putuskan saya tidak akan percaya lagi padanya. Setelah itu, saya sudah tidak tau lagi kabarnya. Mudah-mudahan dia tidak melakukan hal tersebut kepada yang lain.

Walaupun begitu, sekarang saya kembali akrab lagi dengan teman-teman saya yang waktu itu jadi “korban hasudan” orang tersebut. Kok bisa?. Ya bisa. Kan kita gak jahat seperti dia. Syukur Alhamdulillah teman-teman saya yang kemaren sempat jauhin saya, sekarang kembali lagi seperti dulu.


Kok bisa teman-teman saya kembali lagi. kuncinya adalah terus melakukan kebaikan dan jangan sampai membalas apa yang sudah dia lakukan kepada kita. Selain itu,  dari kebaikan yang kita lakukan akan muncul balasan dari tuhan yang gak kita duga sebelumnya.

Seperti di perlihatkan siapa sebenarnya teman kita tersebut. Kita akan di tunjukkan apa yang dia lakukan di belakang kita. Bisa di katakan itu adalah salah satu balasan dari amal kebajikan kita.

Biasanya orang yang hobinya ngomongin orang di belakang, kehidupannya tidak tenang. Dia akan mengatakan kepada teman yang lain yang itu juga teman kita. “eh, dia ada ngomongin aku gak?. Gakpapa bilang aja. Dia ada jelek-jelekin aku kah?.”

Padahal membicarakan hal lain lebih penting daripada membicarakan dia. Mengapa dia seperti itu?. karena dia suka ngomongin orang. Sehingga dia merasa bahwa ada orang lain juga yang ngomongin dia.

Semua akan kembali kepada diri masing-masing. Kita baik maka kebaikan akan datang. dan begitu pula sebaliknya, kita buruk maka keburukan pun yang akan datang. It's your choise. Ya seperti kejadian tersebut, pasti suatu hari nanti akan ada yang begitukan dia entah siapa sampai dia mau berubah.


Ngomongin orang sama sekali gak ada manfaatnya. Tidak akan menghasilkan apa-apa. Dari ngomongin orang gak akan mungkin muncul uang dari langit. Seperti yang saya katakan tadi. Waktu terlalu singkat bila di habiskan untuk membicarkan orang lain.

Selain dapat dosa, juga dapat gelar seperti tukang gunjing, tukan gosip, tukang hasud dll. Bagi kita mah, di omongin teman sendiri bagai angin yang berlalu aja. Tetap calm, tetap fokus dengan kebaikan. Sebenarnya kita ada di depan dan dia selalu di belakang. Mikirin omongan orang lain gak bakal buat perut kenyang. jadi buat apa di pikirin?. ya gak?. :)



Terkadang kita harus siap merasakan sakit hati ketika menerima sebuah kenyataan. Kenyataan yang menyakitkan seperti teman yang sudah sangat kita percaya, ternyata berlaku tega di belakang kita.

Tapi jangan sedih, itu jauh lebih baik daripada kita terus bersamanya dan tidak tau apa-apa. Sesungguhnya Tuhan itu sangat sayang kepada kita. ^^

Salam kenal dan untuk lebih kenal atau sekedar ngobrol-ngobrol Follow aja twitter saya : @akhi_fathur

4 komentar:

  1. kejadian seperti itu kerap terjadi ya,bahkan orang terdekat sekalipun bisa menusuk kita dari belakang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sering.. tinggal kitanya aja yang peka sama keadaan :))

      Hapus
  2. Aku juga merasakan hal yang sama tapi bukan sahabat dia itu adalah orang terdekat kami, dia juga tinggal di rumah kami, dan dia juga selalu membicarakan kami kepada orang lain.
    Aku benci, benci banget sama dia
    Tapi orang tua ku selalu bilang "jangan benci biarkan saja pasti allah tau kok siapa yang benaar siapa yang salah" hmm aku jadi bingung harus gimana😪 bisa kasih pendapat ngga?
    Aku pengen curhat tapi g tau sama siapa🙂 jadi aku komentar disini🙃

    BalasHapus
  3. Sabar ya mbak, saya juga sedang merasakannya mbak...didepan baik tapi dibelakang malah sebaliknya.tetap semangat aja mbak.
    Kalau saya malah bukan hanya itu tp kaka sepupu saya sendiri dn kka kndung itu lebih menyakitkan mbak

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca. Tolong tinggalkan komentarnya. Karena dengan komentar kalian, blog ini akan semakin bernyawa hehe. Salam, untuk para blogger se-Indonesia. Dari Malang (@akhi_fathur)