sumber: www.la-lights.com
Untuk bisa nulis secara damai, saya memerlukan ketenangan
hati dan pikiran. Sudah berapa banyak ide yang saya lewatkan begitu saja. Tidak
saya tuangkan ke dalam tulisan. Dengan begitu, aktivitas ngeblog ini saya
kesampingkan untuk beberapa waktu.
Kangen juga sih buat ngeblog lagi. Ada sensasi
tersendiri ketika nulis, kemudian rampung dan akhirnya di post. Kalau lagi damai-damainya
dan waktu terasa cukup banyak, sangat mengasyikkan sekali jalan-jalan ke blog
orang dan membaca tulisan mereka.
Sore ini saya mencari suasana damai untuk menulis,
sambil mendengarkan lagu Payung teduh yang sampai hari ini belum membuat saya
bosan terhadap lagu tersebut. Judulnya, Untuk perempuan yang sedang di pelukan.
Saya suka sekali. Syahdu.
Setiap kali saya mendengarkan lagu ini, ditambah
lagi suasana hati saya seperti sekarang, rasanya saya sedang di bawa ke dalam
kondisi dimana lagu ini masuk ke dalam pikiran saya. Yap, hari itu dan inilah
yang ingin saya ceritakan.
Awalnya, saya yang paling sering menolak karena
lagu ini di putar terus menerus di dalam mobil oleh teman saya yang saat itu
menjabat sebagai supir. Yah, selama liburan jabatan itu tidak pernah lepas dari
bahunya.
Saya katakan, “Ngapain sih dengar lagu beginian. Jangan
bikin loyo. Mending lagu-lagu yang semangat gitu lo.”
Berkali-kali bilang seperti itu tidak membuahkan
hasil. Mungkin sesekali lagunya diganti, tetapi untuk keberapa kalinya lagi,
lagu ini kembali di putar. Saya nyerah kepada pak supir. Karena memang Ia punya
hak dalam area kekuasaannya.
Dan kami berempat yang menjabat sebagai penumpang,
hanya bisa menggantungkan nyawa kepada supir yang gendut.
Sebenarnya ada tiga lagu yang selalu di
ulang-ulang.
Pertama, lagu HIVI –Siapkah kau tuk jatuh cinta
lagi
Kedua, lagu Yura feat Glenn Fredly –Cinta dan
Rahasia
Dan yang Ketiga, lagu ini. Payung Teduh –Untuk wanita
yang sedang di pelukan
Saya yakin diantara kami semua punya lagu
masing-masing yang menjadi lagu paling diingat ketika sedang liburan saat itu.
Mungkin teman saya yang kepalanya berpitak dua,
akan lebih terngiang oleh lagu HIVI. Lalu, teman saya yang berbadan kekar, akan
terngiang oleh lagu Yura.
Okelah itu mungkin mereka. Tidak dengan saya. Saya lebih
terngiang oleh lagu payung teduh tersebut. Group musik yang awalnya sama sekali
tidak saya sukai, sekarang berubah. Hampir setiap hari lagu-lagunya saya dengarkan.
Dan anehnya, saya tidak mengenal bosan.
Lama-kelamaan lagu ini masuk ke dalam alam bawah
sadar saya. Disaat yang bersamaan, hati saya sedang berbunga. Hati saya sedang
berwarna merah muda. Ada perempuan yang menjadi bayangan setiap lagu ini di
putar. Setiap lagu ini di putar dan setiap lagu ini di putar!
Segitunya? Iya. Segitunya.
Padahal saya masih ingat betul hari-hari sebelum
saya liburan, saya masa bodoh terhadap cinta. Saya orang yang berhati datar. Seolah,
saya tidak tertarik sama sekali saat teman-teman saya membahas soal cinta
ataupun membicarakan perempuan.
Lucu sekali. Bolehlah sekali-kali saya mengatakan
bahwa hidup ini terkadang misterius.
Waktu itu, ada dua perkenalan yang tidak saya
minta, yang tidak saya harap-harapkan, dan yang tidak saya tunggu-tunggu. Dua perkenalan
itu yang akhirnya kini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa lepas. Pertama,
perkenalan antara saya dengan perempuan yang menjadi bayangan setiap lagu
Payung teduh ini diputar. Kedua, perkenalan saya dengan lagu payung teduh ini
yang sekarang menjadi lagu paling syahdu bagi saya untuk mengingat perkenalan
saya dengan dia. Perempuan yang sedang di pelukan.
Kebetulan? Saya kira awalnya juga begitu. Semua terjadi
secara kebetulan. Tetapi, terlalu banyak kebetulan-kebetulan yang membuat saya
berpikir, bahwa ini semua terdapat campur tangan Tuhan J
Terkadang musik memang selalu punya cara untuk membawa kita kembali pada kenangan. Bener mas bahwa tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Bahkan yang kita anggap puaaaling kebetulan pun pasti ada hikmah dan campur tangan Tuhan di sana. Salam kenal :D
BalasHapusSalam kenal juga ya.. terimakasih sudah berkunjung ^^
Hapus