Tahun baru. Yeah. Malam ini. Ya kan?
Tulisan ini akan menjadi penutup
di blog saya pada tahun ini. Mungkin pada postingan kali ini saya nggak akan
nulis panjang-panjang. Kasihan yang baca. Padahal siapa yang peduli? Hahahaha.
Nggak keluar thur malam tahun
baru? Pas malam minggu lo? Seolah setan-setan yang berbentuk meme itu
menghantui pikiran saya sejak beberapa hari terakhir ini.
Tahun baru 2009 ke
2010
Pada tahun itu, saya masih bocah.
Baru masuk tingkatan sekolah yang warna seragamnya putih abu-abu. Saya masih
umur 15 tahun. Mungkin. Saya juga sudah lupa. Sebagai bocah, saya tidak tahu
harus kemana dan ngapain di tahun baru itu. Jadi, yang saya lakukan pada waktu
itu adalah hanya menonton TV sampai jam 10 malam, kemudian saya tidur. Dan
keesokannya saya bangun pagi. Saya jalan-jalan pagi untuk mencari udara segar
sampai matahari mulai tinggi. Tidak seperti biasanya, sudah jam segitu tetapi
jalan raya masih tetap sepi. Entah apa yang terjadi, mengapa orang-orang
menjadi sedikit? Kemana perginya mereka semua? Kemudian saya mendapatkan
jawabannya ketika pulang ke rumah.
“Orang-orang masih tidur. Karena
semalam, orang-orang begadang” kata ibu saya. Dan saya hanya merespon, “oh,
jadi bangkong semua mak ya.”
Tahun 2010 ke 2011
Di tahun tersebut, pada bulan
desembernya saya berada di Kota Malang selama 2 minggu. Inilah cikal bakal rasa
cinta saya terhadap Kota Malang. Tapi kali ini saya tidak akan bercerita
mengenai Kota Malangnya. Tetapi saya akan bercerita tentang malangnya saya
karena tidak sampai malam pergantian tahun di Kota ini. Saya yakin pada saat
itu, di Kota Malang mungkin lebih ramai jika dibandingkan dengan Kota Bontang. Hanya
2 minggu saja, dan saya kembali ke Kota Bontang. Menjalani rutinitas sebagai
pelajar lagi. Hati saya tertinggal di Kota Malang, sehingga pada malam tahun
baru saya tidak begitu bergairah. Saya hanya di rumah. Nonton TV. Dan seperti
biasa, saya tidur ketika jarum jam menunjukkan angka 10.
Tahun 2011 ke 2012
Sudah merasa seperti senior di
sekolah. Hahaha. Yap. Di tahun itu saya menjadi pelajar yang sudah bau-bau
spidol dan pilox. Saya sudah mulai “agak songong”. Senior coy. Baju seragam
saya, mulai saya keluarkan sedikit. Sedikit? Iya sedikit. Belahan baju seragam,
salah satu saya keluarkan. Biar kelihatan kurang rapi. Biar kelihatan agak
nakal. Yeeeah!
Bodoh!
Saya jadi senyum-senyum sendiri
mengingat itu. “biar kelihatan kurang rapi. Biar kelihatan agak nakal”. Padahal
teman-teman kelas saya yang lain, sudah keluarkan baju seragamnya sejak kelas
1. Saya jadi berpikir sekarang, apa esensinya saya keluarkan satu belahan baju
aja? kenapa nggak sekalian keluarkan semua. Mau songong tapi kok nanggung. Hahaha.
Cukup-cukup. Kok jadi cerita soal
seragam nanggung itu sih. Padahal saya mau cerita soal malam tahun barunya.
Di tahun itu jumlah teman-teman
saya sudah banyak di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Baik di sekolah maupun
di luar sekolah. Sehingga, seharusnya tidak ada alasan bagi saya untuk tidak
merayakan malam tahun baru. Mungkin ikut pawai motor. Ngelihatin orang nyalain
kembang api. Atau main ke rumah teman.
Ternyata, di tahun itu, Entah mengapa
secara misterius teman-teman saya seperti hilang. Saya tidak mengerti. Sekalipun
ada yang bisa saya hubungi, jawaban mereka cuma satu. “lagi di luar”. Dan kemudian
sekitar jam 8 malam, saya coba keluar sendiri (Kebetulan orang tua saya lagi
baik, ngasih ijin saya keluar. “Yang penting jangan pulang malam-malam”.
Nasehat ibu saya yang sudah saya hapal mati dunia akhirat) Jalan-jalan sendiri
naik motor menghabiskan bensin buat mengelilingi Kota Bontang. Mungkin sekitar
satu jam saya berkeliling namun tidak juga mendapatkan Dragonball, akhirnya
saya pulang ke rumah. Nonton TV sambil makan. Setelah kekenyangan, sekitar jam
11 malam saya masuk kamar dan saya pun tidur.
Di tahun itu saya tidurnya agak
malaman dikit. Maklum. Sudah senior.
Tahun 2012 ke 2013
Niatnya mau nulis dikit, kok
malah jadi panjang ya? Heran.
Pergantian tahun 2012 menuju 2013
ini menurut saya sangat mengesankan. Karena pada saat itu, dua orang teman saya
ngajakin touring ke Balikpapan. Mereka berdua dari Bontang sedangkan saya sudah
stay di Samarinda. Saya semangat
sekali. Saya pikir, mungkin tahun baru di Balikpapan jauh lebih seru daripada
di Bontang. Kami berangkat sekitar pukul 7 pagi. Sesampainya di Balikpapan,
kami langsung Hunting. Maklum, waktu
itu masih senang-senangnya sama Fotografi.
Kebodohan kami saat itu adalah
kami sudah cukup banyak menghabiskan tenaga selama pagi sampai sorenya. Sehingga,
pada malam harinya banyak pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut kami
yang membenarkan bahwa “tidur aja lebih enak. Ngapain keluar. Pasti rame. Belum
lagi macetnya dan seterusnya. Dan pada akhirnya, kami bertiga pun tidur.
Pesan moralnya adalah jauh-jauh
ke Thailand hanya untuk buang air kecil. Itu gokil guys.
Tahun 2013 ke 2014
Saya tidak pernah menduga
sebelumnya atas dinamika hidup ini. Di akhir tahun 2013 adalah hari-hari yang
banyak saya habiskan dengan melamun dan menyendiri. Teman-teman terbaik saya
sudah tidak lagi berada di Bontang. Mereka merantau untuk melanjutkan pendidikannya.
Jadi saya pikir, rumah adalah tempat ternyaman bagi diri saya ketika
orang-orang sibuk merayakan tahun baru dengan menghabiskan waktu di luar
bersama kolega maupun teman-teman mereka sampai larut. Hampir mirip seperti
tahun-tahun sebelumnya, saya pun merayakan tahun baru itu dengan bermain pes
2013 di kamar sendirian sampai rasa kantuk melanda.
Tahun 2014 ke 2015
Sudah mulai ada yang beda dari
tahun sebelumnya. Kalau di tahun sebelumnya, saya merayakan tahun baru dengan
nonton TV dan main pes 2013 di rumah, maka di tahun ini saya merayakan malam
tahun baru dengan bermain pes 2013 juga tapi di kos-kosan. Sendirian. Sampai larut
malam. Nggak tahu jam. Hehehe.
Tahun 2015 ke 2016
Nampaknya di tahun ini adalah
malam pergantian tahun terproduktif saya. Padahal waktu itu ada beberapa teman
yang ngajak ke luar. Tapi saya sudah punya niat untuk tidak kemana-mana. Di
kosan aja. Saya sudah tidak peduli dengan pergantian tahun. Bagi saya, ya sama
aja. Apa bedanya. Malam ya tetap malam. Orang-orang aja yang lebay. Hehe.
Malam itu ponsel saya, saya
letakkan di dalam lemari. Saya mau fokus belajar editing video. Karena masih terbilang sangat amatir dan ingin
mencoba suatu hal yang baru, maka take video dan proses editing memakan waktu
yang lumayan lama. Malam itu saya membuat video cover lagu untuk saya upload di
instagram ke esokan paginya. Dan, setelah semuanya selesai, sekitar jam 12
malam saya buka hape dan baca satu persatu notif di sosmed sampai bosan dan
akhirnya saya tertidur dengan damai.
Dan terakhir, tahun
2016 ke 2017
What???? Itu adalah malam ini. Hahahaha.
Ceritanya pun belum ada. Masih dalam proses.
Baiklah, mungkin saya akan
bercerita apa saja yang ingin saya lakukan pada malam ini. Jadi, malam ini yang
saya lakukan adalah saya menulis sebuah catatan absurd yang akan saya post di
blog saya sebagai tulisan penutup di tahun 2016. Kemudian setelahnya saya akan
melanjutkan dengan menonton film di laptop sampai ngantuk. Udah itu aja.
Pacar mana pacar? Kebetulan kekasih
saya sedang berkunjung ke rumah kakek neneknya di Jember. Mungkin dia lebih
memilih untuk menghabiskan malam tahun baru ini dengan berkumpul bersama
keluarganya daripada bersama saya. Cerdas. Pintar.
Kita semua tahu sendiri lahya
kalo kita berkunjung ke rumah kakek dan nenek kita, pas waktu mau pulang nanti,
pasti ada sesuatu yang dikasih, yang bisa di selipkan di kantong celana maupun
diselipkan di balik kartu-kartu identitas di dalam dompet. Mayan kan buat beli
kuota. Hahahaha.
****
Dari catatan-catatan itu semua,
sepertinya memang sudah takdir saya bahwa di setiap malam pergantian tahun,
saya tidak akan jauh-jauh dari kata rumah/kos, nonton, sendirian, dan tidur. Mau
punya teman banyak kek. Mau jomblo ataupun sudah nggak jomblo kek, sama aja. Takdir
saya memang sudah begitu. Saya terharu hahahaha *apaan sih.
Pada dasarnya, setiap malam itu
sama aja. Selama saya hidup, saya belum pernah mendengar bahwa setiap malam
tahun baru itu akan ada kejadian yang menakjubkan seperti terbelahnya langit di
Indonesia, Saudi Arabia maupun negara-negara di atas tanah Eropa. Atau kejadian
lain dengan turunnya kuda-kuda terbang membawa penduduk langit. Kan enggak
juga.
Namun yang perlu diingat adalah:
“Tidak merayakan malam
tahun baru itu bukanlah akhir dari segalanya.”
****
Dan terakhir saya mau mengucapkan
terima kasih dan rasa syukur saya kepada Tuhan semesta alam yang sudah
memberikan banyak kejutan-kejutan yang tidak terduga di tahun 2016 ini. Selamat
tinggal 2016, engkau pasti selalu teringat. Karena di dalamnya banyak cerita
manis yang menambah koleksi kisah di dalam hidupku. ^^
Hahaha aku juga bukan tipe orang yang kalau tahun baru harus dirayain dan pergi keluar rumah. Lagian udah kepikran pasti diluar sana rame banget, dan aku gasuka itu. Tapi waktu tahun baru 2016 aku sekeluarga ke pantai sih, dan dipantai juga nyari spot yang ga terlalu banyak orang :D dan pas tahun baru dipantai itu rasanya kayak yang lagi nonton orang mau tawuran. Jam 12 malam motor, mobil semua pada ngegas belum lagi kembang api. Ahhh gakuat bisingnya -.-
BalasHapuswah, udah lewat satu semester nih nggak ada ngecek blog wkwk.
Hapusbtw, Terima kasih ya Reni sudah berkunjung ^^