Sabtu, 31 Desember 2016

Malam Tahun Baru. Apa Itu?



Tahun baru. Yeah. Malam ini. Ya kan?

Tulisan ini akan menjadi penutup di blog saya pada tahun ini. Mungkin pada postingan kali ini saya nggak akan nulis panjang-panjang. Kasihan yang baca. Padahal siapa yang peduli? Hahahaha.

Nggak keluar thur malam tahun baru? Pas malam minggu lo? Seolah setan-setan yang berbentuk meme itu menghantui pikiran saya sejak beberapa hari terakhir ini.

Oke saya jawab. ENGGAK. Saya di kos aja. Maka dari itulah tulisan ini ada. Saya menyempatkan waktu buat nulis lagi dan menjadikan tulisan ini sebagai postingan terakhir di tahun ini. Saya mau bercerita dari tahun ke tahunnya, apa yang saya lakukan di setiap malam pergantian tahun baru itu. Oke saya mulai dari tahun 2009 ke 2010.


Tahun baru 2009 ke 2010

Pada tahun itu, saya masih bocah. Baru masuk tingkatan sekolah yang warna seragamnya putih abu-abu. Saya masih umur 15 tahun. Mungkin. Saya juga sudah lupa. Sebagai bocah, saya tidak tahu harus kemana dan ngapain di tahun baru itu. Jadi, yang saya lakukan pada waktu itu adalah hanya menonton TV sampai jam 10 malam, kemudian saya tidur. Dan keesokannya saya bangun pagi. Saya jalan-jalan pagi untuk mencari udara segar sampai matahari mulai tinggi. Tidak seperti biasanya, sudah jam segitu tetapi jalan raya masih tetap sepi. Entah apa yang terjadi, mengapa orang-orang menjadi sedikit? Kemana perginya mereka semua? Kemudian saya mendapatkan jawabannya ketika pulang ke rumah.

“Orang-orang masih tidur. Karena semalam, orang-orang begadang” kata ibu saya. Dan saya hanya merespon, “oh, jadi bangkong semua mak ya.”


Tahun 2010 ke 2011

Di tahun tersebut, pada bulan desembernya saya berada di Kota Malang selama 2 minggu. Inilah cikal bakal rasa cinta saya terhadap Kota Malang. Tapi kali ini saya tidak akan bercerita mengenai Kota Malangnya. Tetapi saya akan bercerita tentang malangnya saya karena tidak sampai malam pergantian tahun di Kota ini. Saya yakin pada saat itu, di Kota Malang mungkin lebih ramai jika dibandingkan dengan Kota Bontang. Hanya 2 minggu saja, dan saya kembali ke Kota Bontang. Menjalani rutinitas sebagai pelajar lagi. Hati saya tertinggal di Kota Malang, sehingga pada malam tahun baru saya tidak begitu bergairah. Saya hanya di rumah. Nonton TV. Dan seperti biasa, saya tidur ketika jarum jam menunjukkan angka 10. 


Tahun 2011 ke 2012

Sudah merasa seperti senior di sekolah. Hahaha. Yap. Di tahun itu saya menjadi pelajar yang sudah bau-bau spidol dan pilox. Saya sudah mulai “agak songong”. Senior coy. Baju seragam saya, mulai saya keluarkan sedikit. Sedikit? Iya sedikit. Belahan baju seragam, salah satu saya keluarkan. Biar kelihatan kurang rapi. Biar kelihatan agak nakal. Yeeeah!   

Bodoh!

Saya jadi senyum-senyum sendiri mengingat itu. “biar kelihatan kurang rapi. Biar kelihatan agak nakal”. Padahal teman-teman kelas saya yang lain, sudah keluarkan baju seragamnya sejak kelas 1. Saya jadi berpikir sekarang, apa esensinya saya keluarkan satu belahan baju aja? kenapa nggak sekalian keluarkan semua. Mau songong tapi kok nanggung. Hahaha.

Cukup-cukup. Kok jadi cerita soal seragam nanggung itu sih. Padahal saya mau cerita soal malam tahun barunya.

Di tahun itu jumlah teman-teman saya sudah banyak di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sehingga, seharusnya tidak ada alasan bagi saya untuk tidak merayakan malam tahun baru. Mungkin ikut pawai motor. Ngelihatin orang nyalain kembang api. Atau main ke rumah teman.

Ternyata, di tahun itu, Entah mengapa secara misterius teman-teman saya seperti hilang. Saya tidak mengerti. Sekalipun ada yang bisa saya hubungi, jawaban mereka cuma satu. “lagi di luar”. Dan kemudian sekitar jam 8 malam, saya coba keluar sendiri (Kebetulan orang tua saya lagi baik, ngasih ijin saya keluar. “Yang penting jangan pulang malam-malam”. Nasehat ibu saya yang sudah saya hapal mati dunia akhirat) Jalan-jalan sendiri naik motor menghabiskan bensin buat mengelilingi Kota Bontang. Mungkin sekitar satu jam saya berkeliling namun tidak juga mendapatkan Dragonball, akhirnya saya pulang ke rumah. Nonton TV sambil makan. Setelah kekenyangan, sekitar jam 11 malam saya masuk kamar dan saya pun tidur.

Di tahun itu saya tidurnya agak malaman dikit. Maklum. Sudah senior.


Tahun 2012 ke 2013

Niatnya mau nulis dikit, kok malah jadi panjang ya? Heran.

Pergantian tahun 2012 menuju 2013 ini menurut saya sangat mengesankan. Karena pada saat itu, dua orang teman saya ngajakin touring ke Balikpapan. Mereka berdua dari Bontang sedangkan saya sudah stay di Samarinda. Saya semangat sekali. Saya pikir, mungkin tahun baru di Balikpapan jauh lebih seru daripada di Bontang. Kami berangkat sekitar pukul 7 pagi. Sesampainya di Balikpapan, kami langsung Hunting. Maklum, waktu itu masih senang-senangnya sama Fotografi.

Kebodohan kami saat itu adalah kami sudah cukup banyak menghabiskan tenaga selama pagi sampai sorenya. Sehingga, pada malam harinya banyak pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut kami yang membenarkan bahwa “tidur aja lebih enak. Ngapain keluar. Pasti rame. Belum lagi macetnya dan seterusnya. Dan pada akhirnya, kami bertiga pun tidur.

Pesan moralnya adalah jauh-jauh ke Thailand hanya untuk buang air kecil. Itu gokil guys. 


Tahun 2013 ke 2014

Saya tidak pernah menduga sebelumnya atas dinamika hidup ini. Di akhir tahun 2013 adalah hari-hari yang banyak saya habiskan dengan melamun dan menyendiri. Teman-teman terbaik saya sudah tidak lagi berada di Bontang. Mereka merantau untuk melanjutkan pendidikannya. Jadi saya pikir, rumah adalah tempat ternyaman bagi diri saya ketika orang-orang sibuk merayakan tahun baru dengan menghabiskan waktu di luar bersama kolega maupun teman-teman mereka sampai larut. Hampir mirip seperti tahun-tahun sebelumnya, saya pun merayakan tahun baru itu dengan bermain pes 2013 di kamar sendirian sampai rasa kantuk melanda.


Tahun 2014 ke 2015

Sudah mulai ada yang beda dari tahun sebelumnya. Kalau di tahun sebelumnya, saya merayakan tahun baru dengan nonton TV dan main pes 2013 di rumah, maka di tahun ini saya merayakan malam tahun baru dengan bermain pes 2013 juga tapi di kos-kosan. Sendirian. Sampai larut malam. Nggak tahu jam. Hehehe.


Tahun 2015 ke 2016

Nampaknya di tahun ini adalah malam pergantian tahun terproduktif saya. Padahal waktu itu ada beberapa teman yang ngajak ke luar. Tapi saya sudah punya niat untuk tidak kemana-mana. Di kosan aja. Saya sudah tidak peduli dengan pergantian tahun. Bagi saya, ya sama aja. Apa bedanya. Malam ya tetap malam. Orang-orang aja yang lebay. Hehe.

Malam itu ponsel saya, saya letakkan di dalam lemari. Saya mau fokus belajar editing video. Karena masih terbilang sangat amatir dan ingin mencoba suatu hal yang baru, maka take video dan proses editing memakan waktu yang lumayan lama. Malam itu saya membuat video cover lagu untuk saya upload di instagram ke esokan paginya. Dan, setelah semuanya selesai, sekitar jam 12 malam saya buka hape dan baca satu persatu notif di sosmed sampai bosan dan akhirnya saya tertidur dengan damai. 


Dan terakhir, tahun 2016 ke 2017

What???? Itu adalah malam ini. Hahahaha. Ceritanya pun belum ada. Masih dalam proses.

Baiklah, mungkin saya akan bercerita apa saja yang ingin saya lakukan pada malam ini. Jadi, malam ini yang saya lakukan adalah saya menulis sebuah catatan absurd yang akan saya post di blog saya sebagai tulisan penutup di tahun 2016. Kemudian setelahnya saya akan melanjutkan dengan menonton film di laptop sampai ngantuk. Udah itu aja. 

Pacar mana pacar? Kebetulan kekasih saya sedang berkunjung ke rumah kakek neneknya di Jember. Mungkin dia lebih memilih untuk menghabiskan malam tahun baru ini dengan berkumpul bersama keluarganya daripada bersama saya. Cerdas. Pintar.

Kita semua tahu sendiri lahya kalo kita berkunjung ke rumah kakek dan nenek kita, pas waktu mau pulang nanti, pasti ada sesuatu yang dikasih, yang bisa di selipkan di kantong celana maupun diselipkan di balik kartu-kartu identitas di dalam dompet. Mayan kan buat beli kuota. Hahahaha. 

****

Dari catatan-catatan itu semua, sepertinya memang sudah takdir saya bahwa di setiap malam pergantian tahun, saya tidak akan jauh-jauh dari kata rumah/kos, nonton, sendirian, dan tidur. Mau punya teman banyak kek. Mau jomblo ataupun sudah nggak jomblo kek, sama aja. Takdir saya memang sudah begitu. Saya terharu hahahaha *apaan sih.

Pada dasarnya, setiap malam itu sama aja. Selama saya hidup, saya belum pernah mendengar bahwa setiap malam tahun baru itu akan ada kejadian yang menakjubkan seperti terbelahnya langit di Indonesia, Saudi Arabia maupun negara-negara di atas tanah Eropa. Atau kejadian lain dengan turunnya kuda-kuda terbang membawa penduduk langit. Kan enggak juga. 

Namun yang perlu diingat adalah:

“Tidak merayakan malam tahun baru itu bukanlah akhir dari segalanya.”

****

Dan terakhir saya mau mengucapkan terima kasih dan rasa syukur saya kepada Tuhan semesta alam yang sudah memberikan banyak kejutan-kejutan yang tidak terduga di tahun 2016 ini. Selamat tinggal 2016, engkau pasti selalu teringat. Karena di dalamnya banyak cerita manis yang menambah koleksi kisah di dalam hidupku. ^^

2 komentar:

  1. Hahaha aku juga bukan tipe orang yang kalau tahun baru harus dirayain dan pergi keluar rumah. Lagian udah kepikran pasti diluar sana rame banget, dan aku gasuka itu. Tapi waktu tahun baru 2016 aku sekeluarga ke pantai sih, dan dipantai juga nyari spot yang ga terlalu banyak orang :D dan pas tahun baru dipantai itu rasanya kayak yang lagi nonton orang mau tawuran. Jam 12 malam motor, mobil semua pada ngegas belum lagi kembang api. Ahhh gakuat bisingnya -.-

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, udah lewat satu semester nih nggak ada ngecek blog wkwk.

      btw, Terima kasih ya Reni sudah berkunjung ^^

      Hapus

Terimakasih sudah membaca. Tolong tinggalkan komentarnya. Karena dengan komentar kalian, blog ini akan semakin bernyawa hehe. Salam, untuk para blogger se-Indonesia. Dari Malang (@akhi_fathur)