Senin, 16 Juli 2018

Obat Sakit Diare


Sumber gambar: sobatsegar.com

Kemaren, emmm..

Tepatnya sih hari selasa lalu. Badan saya terasa kurang baik setelah bangun pagi. Awalnya saya kira mungkin itu masuk angin karena yang saya rasakan nafsu makan menurun, badan rasanya setengah menggigil, tapi nggak ada rasa pusing sama sekali.

Menjelang sore hari, rasa ketidaknyamanan itu nggak juga hilang-hilang. Padahal sudah saya bawa makan. Makin sore, ketidaknyamanan tersebut bertambah. Tadinya cuma menggigil dan nggak nafsu makan. Lah, kok jadi nambah perut rasanya nggak enak terus bawaannya mual terus.

Ketidaknyamanan ini berlangsung sampai malam. Saya masih mengira kalo itu cuma masuk angin. Lalu, malam itu saya pergi mencari minuman jahe. Singkat cerita malam itu saya minum jahe dan makan roti terus istirahat sambil youtube-an.

Berharap keesokannya sudah baikan, eh pas bangun pagi secara otomatis tangan saya langsung memegang perut saya. Rasanya nggak enak banget (bingung menjelaskan rasanya dengan sebuah kalimat), yang jelas rasanya itu, serius, nggak enak banget!. Badan saya rasanya lemas, ditambah suara dari dalam perut “KRUYAK KRUYAK”.

Saya masih dalam keadaan baring, lalu muncul rasa ingin buang angin yang biasanya kita sebut “khentuth” itu. Si khentuth ini tidak seperti biasanya. Ada rasa-rasa yang beda, yang tentunya sangat teramat mencurigakan.

Belum sempat bebas, Saya yang sudah curiga, secara bersamaan menahan hal itu jangan sampai ‘dia’ lepas. Tanpa pikir panjang, saya langsung bangun dan buru-buru mencari jamban untuk mengamankan diri. Saya tidak akan tertipu dengan khentuth palsu itu.

Setelah mengamuk di ruangan sempit itu selama beberapa menit tadi, saya kembali ke kamar dengan jalan seperti kakek-kakek berusia 82 tahun sambil bersuara pelan “aduh-aduh”.

Fix. Saya kena diare.  

***

Sumpah ya, kena diare bukanlah masalah yang remeh. Penyakit ini ganggu banget. Seandainya diare ini adalah manusia, mungkin dia sudah jadi sasaran empuk untuk di hajar secara masal. Bayangin aja, badan rasanya lemas bahkan duduk aja agak sulit, nafsu makan hilang, mual-mual berkepanjangan, perut sakit-keram-mules-mules menyebalkan, belum lagi yang repotnya itu bolak-balik ke toilet. Hampir nggak bisa ngapa-ngapain kita.

Karena hal itulah saya benci sebenci-bencinya sama diare.

Sejauh ini, saya sudah kena diare dua kali. Yang pertama waktu maba dulu dan kedua hari rabu kemaren.
Pas maba dulu, waktu saya kena diare, masa penyembuhan terbilang lama yaitu selama empat hari baru sembuh. Hal itu karena saya kurang mengerti cara penyembuhannya.

Semenjak sembuh dari diare beberapa tahun lalu itu, saya bersumpah,

“Amit-amit dah, jangan sampe kena diare lagi. Kapok. Cukup sekali ini”

Alhasil, tekad itu bertahan sampai dengan hari emmm.. selasa kemaren.

Saya kena diare lagi untuk yang kedua kalinya.

***

Balik ke seperti kakek-kakek umur 82 tahun yang sedang berjalan tadi. Kemudian saya masuk kamar, langsung baring, badan saya lemas, saya nggak kuat duduk, rasanya tidak mengenakkan lah pokoknya. Saya riset kecil-kecilan. Mencari informasi sebanyak-banyaknya demi terbebas dari penyakit yang tidak berfaedah itu.

Setelah cukup dan mantap, saya ngomong dalam hati,

“Pokoknya, diare ini nggak boleh lebih dari satu hari”

Walaupun habis ngomong seperti itu, saya bergegas, kembali mencari jamban.

Dari sekian solusi dan pengobatan yang ditawarkan. Saya memilih dua pengobatan yang paling sederhana dan tidak merepotkan. Apa itu? – pisang dan air putih.

Sebenarnya ada yang lebih sederhana lagi daripada penyembuhan yang saya lakukan kemaren yaitu minum obat. Tapi, bagi saya minum obat itu adalah pilihan terakhir saja. Saya selalu berusaha menghindari obat-obatan. Selagi penyakit itu bisa sembuh tanpa obat, saya tidak akan minum obat. Saya minum obat apabila terdesak atau penyakit yang sedang dialami memang sudah jelas-jelas memerlukan obat sebagai penyembuhannya.

Pagi itu, setelah buang sial di toilet untuk yang kedua kalinya, dengan memaksakan diri saya keluar untuk membeli sarapan dan mencari pisang.

Nah, mulai dari baris inilah yang ingin saya bagikan.

***

Alhamdulillah saya sembuh dari diare tersebut dalam waktu satu hari. Dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, waktu pertama kalinya saya terkena diare, kali ini saya sembuh lebih cepat. Terus, apa yang saya lalukan kemaren?

> Saya sarapan bubur ayam

> Saya MENGHINDARI makanan seperti cabe/sambal pedas, sambal kacang, sambal yang mengandung banyak minyak, nasi dengan lauk yang keras (ayam crispy dan crispy-crispy lainnya),  lauk-laukan yang kering (lauk yang di goreng), dan nasi goreng. Khusus nasi goreng, Dilarang keras apabila ingin cepat sembuh!

> Saya makan soto. Makanan-makanan berkuah seperti soto bisa jadi pengganti dari makanan sehari-hari kita selama diare. Selain soto, bakso dan rawon juga bisa asalkan nggak pake sambel pedas dulu.

> Saya mengkonsumsi pisang ambon satu sisir. Selama terkena diare, upayakan kita lebih sering makan semisal setiap 3-4 jam sekali. Nah, posisi pisang disini sebagai cemilan atau menjadi pengisi waktu diantara jam makan kita misalnya makan pagi, siang, malam. Kemaren, saya mengkonsumsi mungkin sekitar 14 biji pisang.

> Saya banyak minum air putih. Kemaren saya menargetkan minum lebih dari 2 liter. Karena saya tahu, kalo udah kena diare, kita akan banyak kehilangan cairan di dalam tubuh. Untuk itu kita perlu menyeimbangi dengan banyak minum air putih juga.

Jadi, itulah yang saya lakukan dalam penyembuhan diare kemaren. Motivasi saya cuma satu, saya nggak mau lama-lama diarenya. Nggak enak, sumpah!. Rasanya seperti tersiksa sendiri.

Oh iya satu lagi. Kalo kita sedang terkena diare, mood kita sudah pasti rusak, nafsu makan kita hilang.

Terus gimana dong? Pokoknya paksa aja makan dan minumnya. Khususnya minum air putih, itu berat banget. Karena pas kita lagi diare, minum air putih itu agak susah, bawaannya nggak enak minum. Pokoknya enak nggak enak banyakin aja minum air putih….. itu kalo mau cepat sembuh sih ^^

***

Oke, mungkin ini dulu yang bisa saya bagikan.

Semoga bermanfaat :)



-FA

4 komentar:

  1. akhirx ngeblog lg kw bang ckckck ane 4 bulan lalu jg kena diare hhhaah. sukses blognya bang

    BalasHapus
  2. Diare juga bisa karena stress mas. Kata dokter sebelah :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca. Tolong tinggalkan komentarnya. Karena dengan komentar kalian, blog ini akan semakin bernyawa hehe. Salam, untuk para blogger se-Indonesia. Dari Malang (@akhi_fathur)