Jumat, 04 Maret 2016

Ngeband. Apa itu?!



Sempat punya niat beberapa bulan lalu untuk ngebentuk sebuah band. Dan Alhamdulillah cuma latihan sekali, setelah itu……….. bubar.. Hilang.

Awalnya saya yang punya ide untuk membuat band ini. Kemudian saya ajak satu teman saya (Icang, kebetulan skill gitarnya boleh juga. Kita berdua pun gercep (gerak cepat) mencari personil lain untuk mengisi bagian bass dan drum.

Sekitar 3 mingguan, kita menemukan bassis dan gitaris (Rafi dan Wil). Karena khawatir ini akan menjadi wacana, saya langsung aja ngajak buat liatihan perdana. Saya di desak-desak sama Icang dan Rafi. “thur kapan kita main ini? Jangan kelamaan thur, ntar malah nggak jadi.”

Dua orang ini, agak kampret sih. Nyuruh iya. tapi ngebantuin nyari personil enggak. Mereka desak-desak saya supaya segera action, padahal drummernya aja belum dapat. Karena di desak terus, Saya pun nyuruh mereka buat cari personil lagi, namun tetap aja nihil. Selain karena masih kurangnya personil, penyebab lain kenapa kita nggak mulai-mulai latihan, itu karena diantara kami berempat ada yang super-super sibuk. Wil penyebab kami lamban.

Hampir semua kepanitian di kampus, dia ikuti. Kalo ngomong sama dia, kadang ngerasa kasihan, kadang ngerasa kesel juga. Saya kasihan soalnya dari raut wajahnya, dia kelelahan dan juga banyak pikiran. Itu kelihatan. Terus yang buat saya kesel, kalo di ajak ngobrol itu suka nggak nyambung atau LOLA. Selain itu juga paling susah di hubungi. Ngehubungi dia itu serasa ngontak istrinya wakil presiden. Sulit banget.

Saya sih ngerti aja sebenarnya. Dia sedang banyak pikiran. Dia stress. Kalo di kelas, dia suka diam. Sepanjang perkuliahan, diam aja kayak orang nahan PUP. Perkuliahan selesai, dia langsung hilang. Langsung pergi rapat, atau ngumpul sama anggotanya buat ngomongin progress acaranya.

BTW, saya lupa kasih tau. Dia selalu ikut kepanitiaan-kepanitiaan besar. Kepanitiaan acara Nasional. Di Semua kepanitiaan yang dia ikuti, dia sering ngisi posisi penting. Devisi acara. Dan rata-rata dia ketua koordinatornya. Bisa di bayangin kan gimana stressnya? Pas waktu itu sih ada 7 kepanitiaan yang dia ikuti. Salah satunya satu kepanitiaan bareng saya. Disitu dia anak acara juga.

Selama persiapan untuk event ini. Kira-kira sekitar 6 bulan persiapan buat BIG EVENT tersebut. Selama itu juga dia hilang dan baru muncul saat H-1 acara. Dia ikut gladi bersih. Dan disitu saya baru sadar kalo ternyata dia juga panitia. Haha *kemana aja bos?

Sekali lagi, saya paham kalo dia stress dengan semua itu. Itupun dia nggak bisa ikut maksimal, karena acara tersebut crash dengan acaranya yang lain. *saya jadi ikut-ikutan stress, pas dia ijin ke saya mau ninggalkan lokasi.

Nah, karena rekan saya satu ini seperti istrinya wakil presiden, maka saya inisiatif buat datang ke kosnya. Buat ngomongin kapan bisa ngeband. Atau sesekali ngomongin masalah ini pasa ketemu di kampus. Berhubung kami kekurangan drummer, saya iseng aja gitu buat nanyain dia bisa apa enggak main drum. Dia bilang bisa sedikit-sedikit. Oke fix, untuk sementara dia yang kami jadikan drummer walau basic sebenarnya gitaris dan vocal.

Malam minggu, kami jadikan hari pertama buat ngeband perdana. Selama di perkuliahan ini. Setelah sekian lama mencari waktu untuk ngeband, akhirnya ketemu juga hari yang pas yaitu malam minggu. Untungnya kami semua single.

Setelah kelililing-keliling nyari studio band, rata-rata penuh. Kami nggak dapat yang kosong. Sudah ada yang nyewa buat latihan. Kami baru dapat studio band sekitar jam 10 malam.

Kami pikir, malam minggu itu banyak studio band yang sepi. Soalnya kan malam minggu itu, mainstreamnya orang pacaran. Dan ternyata masih ada segolongan kaum seperti kami. Ngisi malam minggu dengan hobi.

Kami cuma berempat, masuk ke dalam studio melewati orang-orang yang habis latihan. “permisi mas” kami agak sopan, soalnya kami kalah jumlah.

Diantara semuanya, orang yang paling amatir ngeband adalah saya. Saya benar-benar lupa dan serasa asing banget gitu tentang isi studio band. Padahal sekitar 5 tahun lalu. Saya sering banget ngeband. Nggak sekaku pas malam itu. Selama 5 tahun, hampir terkubur semua tentang musik dalam hidup saya.

Setelah cek sound dan sebagainya. Kami mulai main. Saya ambil dua bagian, vocal dan gitar. Ini karena kami kekurangan gitaris. Soalnya gitaris dua, kami suruh jadi drummer. Itulah kenapa saya vocal sambil main gitar juga.

Jangan tanya suara saya bagus apa enggak. Karena bagi saya, nyanyi itu nggak di tuntut untuk punya suara bagus. Tapi di tuntut untuk jadi suara sendiri. Bukan ikut-ikut suara idolanya. Di tuntut untuk punya suara yang beda yang mana kalo orang lain dengar kita nyanyi, orang udah tau kalo itu suara kita. punya ke khasan sendiri.

Jadi, suara saya itu BEDA sama penyanyi-penyanyi lain. Kalo musisi lain, suaranya enak buat di dengarin. Kalo suara saya, enak buat di lemparin. Nggak masalah, yang penting BEDA 

Terus, malam itu kita main selama satu jam. Kami fokus dengan satu lagu. Kami mainkan lagunya Noah “Tak Lagi Sama”. Pas banget ya, malam makin larut. Perasaan makin hanyut.

sumber: kapanmainlagi.blogspot.com

Malam itu sih bisa di bilang kesuksesan kami ngeband sekitar 80%. 20% nya kurang karena kami nggak punya drummer.  Ini yang sangat kami sayangkan. Kami sudah nggak tau lagi harus ngajak siapa. Dan siapa lagi yang bisa main drum.

Sebenarnya ada satu orang teman saya yang berbakat dalam musik. Main drum pun juga bisa. Hanya saja dia cewek. Manja, banyak alasan dan sangat ngerepotin. Maka dari itu, kami nggak ada yang setuju buat ngajak dia.

Setelah kami latihan, anak-anak kembali lagi dengan rutinitasnya masing-masing. Nggak ada satupun yang membahas masalah ngeband ini sampai dengan hari ini. Yah, dari awal yang semangat ngebuat grub band ini cuma saya dan Icang aja. Yang lain cuma ikut. Nggak seserius saya dan Icang.

Jadi, bisa di bilang malam itu cuma menjadi pengisi waktu kosong kami aja. Selanjutnya, nggak ada lagi yang mau follow up. Beberapa hari yang lalu saya sempat nyinggung masalah ngeband ini. Terus di jawab sama Icang. “Masih semangat kau buat ngeband?.” Pertanyaannya sambil di iringi dengan nada ngecewa berat. Sebenarnya yang dia rasakan, sudah jauh-jauh hari saya rasakan juga.

“Kayaknya band ini nggak akan serius deh” itu yang saya rasakan setelah pulang dari studio malam itu.

Padahal, kami semua punya minat yang sama dalam musik. Hanya saja, kesibukan kami masing-masing lebih banyak mengambil porsi pikiran kami daripada hobi kami yang satu ini.

Sejujurnya Saya sudah menemukan rekan-rekan yang hebat. Icang, dengan skill gitarnya sudah oke banget. Dia juga sering ikut event-event musik sama bandnya waktu SMA dulu. Kalo si Wil memang lahir dari keluarga pemusik. khususnya bapaknya. Terus dia pemain band juga dari SMP. Selain ngeband, dia juga personil paduan suara. Dan yang terakhir si Rafi. Spesialis bass. Saya awalnya nggak tau kalo dia bisa main musik. Dan ternyata, dia jago juga main bass. Menarik.

Kita semua punya latar belakang yang sama. Tetapi kami nggak punya pikiran dan perasaan yang sama, kesibukan pun juga beda. Maka dari itulah, band yang mau saya dan Icang bentuk itu, belum sempat berjalan tetapi sudah pulang ke rumah masing-masing.

Dulu waktu SMP, saya juga punya band ecek-ecek. Sudah lengkap sih. vocal, gitar 1 dan 2, bass, dan drum. Tapi kita semua pisah semenjak lulus SMP. Kemudian pas SMA, saya di ajak main band lagi sama teman-teman sekelas saya. Sudah kebentuk juga. Tapi kami bubar karena satu rekan saya masuk penjara. Setalah itu, kami bubar. Nggak pernah main band lagi. khususnya saya. Itulah terakhir kali saya ngeband. Semenjak itu saya meninggalkan dunia musik sekitar 5 tahunan.

Dan sekarang, setelah saya punya semangat lagi bermusik, semangat lagi buat ngebentuk grup band, eh malah nggak jadi. Malah tambah susah ngebentuknya pas sudah kuliah gini. Yasudahlah ya..

“Ternyata untuk membentuk sebuah tim, kita tidak hanya mencari orang yang punya keahlian dan sejenisnya. Tapi yang lebih penting adalah kita punya satu pikiran dan satu perasaan yang sama dengan tim kita dalam mencapai tujuan.”

Yah, saat ini yang saya pikirkan cuma satu. Kapan saya bisa beli gitar. Biar saya bisa belajar lagi dengan segera. Dulu pernah salah seorang teman saya yang pengen banget bisa main musik. tapi setelah belajar dengan keras, tetap nggak bisa-bisa. Terus dia ngomong ke saya. "kamu itu punya bakat di musik, tapi sayang banget nggak kamu kembangin lagi." Pas itu sih saya anggap biasa aja omongannya. Moment itu waktu saya masih ninggalin dunia musik. Dan Sekarang, saya mau belajar kembali.

Saya punya keinginan, saya pengen ngisi hiburan di salah satu acara. Entah itu acara seminar, atau sejenis acara talk show. Sepertinya seru gitu. Nggak harus ngeband kan? Solo guitar juga bisa. Kalo bisa kesampaian, si Icang mau saya baret lagi. Hehe.

Terus kalo sudah gitu, ada yang nanya. "Nggak sekalian ngeband aja thur?" 

Yah paling saya jawab,

"Ngeband. Apa itu?!"

21 komentar:

  1. hahaha ceritanya #KERENS
    gw juga punya band. Latihan tiap minggu di rumah temen. Yah pokoknya ancur banget. ditambah 3 minggu terakhir gak latihan, karena mereka punya cewe dan milih cewe.

    tentang tim itu bukan cuman keahlian, tapi prilaku juga. hal yang paling utama adalah punya tujuan yang sama.
    visit + follow juga Ridone Peradaizu

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah,, susah rid kalo udah lebih mentingin cwek daripada tim. btw, km doang yang gak punya cwe? haha.

      oke, siap meluncur kesana ^^

      Hapus
  2. Ahaha, gw ngakak bacanya. Lagian lo sih bang... nggak diseriusin. Coba diseriusin, nggak cuma angin-anginan doang. Tapi kalo sekarang sih pasti sedang sibuk-sibuknya sama kegiatan masing-masing. Jadilah main musik gituan kayak cuma 'angin lewat'.

    Sherly pokoknya nunggu lo bisa musikan keren, terus lo main di depan gw

    http ://tulisandarihatikecilku.blogspot.co.id

    BalasHapus
    Balasan
    1. mending di baca ulang deh, siapa di cerita itu yang gak serius -__-

      Hapus
  3. Bagus sempat ngeband. Saya malah nggak pernah. Ngeband, apaan tuh????

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha.. mungkin bidang yang kita suka beda mas Adin hehe

      iya yah, ngeband. apa itu? wkwk

      Hapus
  4. jadi ingat jaman sma 20 tahun lalu :)

    Semangat yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh bang,, aku jadi serasa bocah banget wkwk

      Hapus
  5. “Ternyata untuk membentuk sebuah tim, kita tidak hanya mencari orang yang punya keahlian dan sejenisnya. Tapi yang lebih penting adalah kita punya satu pikiran dan satu perasaan yang sama dengan tim kita dalam mencapai tujuan.”

    Sedappp, suka banget sama kata-kata itu thur :))

    BalasHapus
  6. Duh, maaf ya, saya ngakak baca postingannya hehehe ._.v
    Emang rada ribet kalo ngeband bareng temen-temen kuliahan. Kesibukannya hampir sama. Dulu saya juga punya band, namanya Tum-Band, nama fansnya Tum-Bal. Latihan jarang, manggung cuma 2 kali, trus udahan :'D Haha. Semoga kamu cepet dapet undangan buat manggung di event-event, ya. Semangattt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. buset. itu seriusan nama bandnya mbak? haha. untung gak sempet jadi gede ya.. kasian ntar para fansnya banyak yang tau-tau ilang karena jadi tumbal. wkwk

      Aamiin. makasih mbak do'anya :)

      Hapus
  7. Yah gitulah gue juga ngerasain yang namanya susah nyari band. Pernah ketemu, tapi genre musiknya yang beda. Awalnya sih oke oke aja, tapi gue ngerasa gak akan berkembang dengan band ini. Latihan aja rasanya berat banget. Gue keluar.

    Dan sekarang lagi nyoba buat main sendiri. Iya gue lagi belajar buat musik sendiri. Baru ngandelin launchpad, ini juga lagi nabung buat beli piano sama gitar, soalnya ngadelin software doang, ribet. Gue pake FL studio. cobain deh. Siapa tau keterusan terus jadi produser musik??

    Btw, orang kaltim? Salam kenal. Gue jugaaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. naha itu dia her. genre. susah juga tuh buat nyamainnya.

      makasih her udah ngerekomendasiin.. berguna banget tuh infonya. kalo sampe keterusn jadi produser musik, di aamiinkan lah ya. hehe

      yaps aku org kaltim.. salam kenal balik ya.. sering2 main ke bubuhanmu ini. hahaha ntar deh ak main juga ke blogmu.

      Hapus
  8. Huahahahaha. Komen di atas aku, si Herdian juga orang Kaltim loh, Thur. Bisa kali kita ntar bertiga kopdar. :D

    Baca postingan kamu ini ngingatin aku sama perjuangan salah satu blogger dalam ngebentuk grup nulis. Apalagi pas baca quote-nya yang terakhir. Bener banget. Harus punya satu perasaan dan satu pemikiran biar tim itu jadi klop dan kompak.

    Itu aku juga kasihan sama Wil. Kayaknya hidupnya nggak punya me time buat dirinya sendiri. Sibuk banget :( Btw drummer-nya bisa diganti sama beatboxer aja nggak? Kalau mau aku bisa isi posisi itu. Huahahaahaha. *digampar Fathur pake gitar*

    BalasHapus
    Balasan
    1. kopdar? boleh2.. minumnya wine ya cha. hahaha *soksoknakaldululahya

      nah itu dia cha, sempet ku tulis kan aku kadang ngerasa kasihan, kadang juga kesel.. tapi emang dianya sendiri sih yang nayri penyakit. haha

      kamu mau daftar gitu? kita sudah bubar woy. hahaha

      Hapus
  9. Kalau punya bakat ngebenad lebih baik di teruskan aja m,ain band nya siapa tahu jadi band terkenal

    BalasHapus
  10. Wah, keren juga niatnya, ngebuat band. Emang sulit ya nyatuin suatu band kalo ngga punya visi sama. Personil juga kadang jadi batu sandungan. Bahkan kalo kekurangan, seringnya pada bikin band beranggotakan dua orang aja, alias duo. Kalo serius masuk dapur rekaman, mereka bakal pake additional player.

    Si Will berarti aktif banget berorganisasi ya, bisa sampe ikut di tujuh kepanitiaan begitu hehe, apa ngga mabok seksi acara itu? Susah di-contact pula :p

    Bener Thur, vokal unik bisa jadi pembeda, ada beberapa musisi yang ngga terlalu mengandalkan kekuatan vokal tapi bisa berhasil di dunia musik. Btw, itu band yang sempet lo gabung pas SMA, miris juga, bubar karena rekan ada yang dipenjara :(

    Sip bro, satu tim itu emang mesti satu pikiran dan satu perasaan yang sama :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca. Tolong tinggalkan komentarnya. Karena dengan komentar kalian, blog ini akan semakin bernyawa hehe. Salam, untuk para blogger se-Indonesia. Dari Malang (@akhi_fathur)