Minggu, 01 Maret 2015

Temukan Jalan Keluarnya

Hay Maret, selamat datang. Nggak terasa waktu itu cepat banget ya? Sekarang sudah bulan tiga. Nanti nggak terasa bulan empat, lima dst. Habis itu ulang tahun lagi, tambah tua lagi, tambah ganteng lagi hehe (jujur, saya hanya bercanda saja :D)

Hari ini saya mau cerita. Boleh ya? Kalo nggak boleh, saya tetap cerita juga hehehehe

Sering sekali saya mengamati orang ketika ia sedang di hadapkan dengan masalah. Tentu, tiap orang beda-beda dalam menyikapi setiap masalahnya. Ada yang mengahadapi masalahnya dengan masa bodoh, dengan tenang, dengan marah-marah dan lain-lain. Macam-macam.

Disitu saya menemukan cara terbaik sikap seperti apa yang harus kita pegang saat masalah datang. kuncinya adalah “Thinking solution”. Yap, Berfikir solusi.


Memang, kadang masalah itu membuat mood kita menjadi tidak baik, semangat menurun dan tentunya membuat kepikiran. Apabila kita fokus berfikirnya di lingkaran masalah, penyelesaian justru lambat. Bahkan bisa jadi masalah tersebut tidak akan pernah selesai.

Saya merasakan sendiri bagaimana masalah yang saya hadapi, kemudian saya bisa selesaikan dengan cepat. Saat masalah datang, jangan sampai malas untuk segera menyelesaikannya. Jangan sampai masalah itu di tumpuk, di nikmati bahkan di koleksi.

Ini kejadian saya kemaren, saya dihadapkan dengan masalah yang lumayan menganggu pikiran. Kemaren, saat liburan semester saya pulang kampung (istilahnya anak kuli_ah). Sekitar 1 minggu di Bontang, nggak sengaja saya baca status bbm teman kos saya. Yang intinya kosan saya sedang di renovasi.

Kemudian saya langsung chat teman saya itu. Di certakanlah semua kondisi kosan saya. Padahal baru aja saya di rumah, dan masih banyak waktu untuk liburan. Waktu itu saya sempat panik dan emosi. Panik karena kepikiran gimana nasib semua barang dan motor saya yang disana. Dan juga emosi, kenapa bapak kosnya nggak ada ngasih tau kalo kosannya mau di renov. Main renovasi aja seolah di kamar-kamar itu tidak ada barang oranglain.

Tapi karena saya tidak bisa berbuat apa-apa juga, jadi saya coba melupakan sementara masalah nasib barang-barang saya itu. Percuma di pikirkan, malah buat emosi sendiri. Saya lupakan sambil ikhlaskan apabila memang terjadi apa-apa dengan semua barang saya.

Esoknya saya telpon beliau, singkat cerita dia katakan barang dan motor saya aman. Tapi saya tidak begitu percaya, saya lebih percaya apa yang di ceritakan oleh teman saya tersebut. Beliau mengatakan nggak apa-apa agar saya tidak marah.

Iya saya tau bahwa barang saya memang aman. Aman dari luar. Tapi barang-barang saya di gabungkan, di sembarangkan, di tumpuk menjadi satu dengan barang-barang anak kos lainnya. Apa yang di katakan teman saya ternyata memang benar.

Ketika saya balik, ternyata kos saya memang sudah parah. Kotor, banyak tanah, berdebu, berantakan, penuh material bangunan, dll. Benar-benar tidak layak di tempati lagi bagi saya.

Padahal waktu itu saya sangat lelah setelah 15 jam perjalanan. Seharusnya saya bisa istirahat dengan tenang dan nyaman saat sampai seandainya kos saya baik-baik saja. Karen sudah tidak tahan saya pun bawa istirahat sebentar.

kosan sudah seperti lokasi adu nyali dunia lain

ini adalah kamar kos saya dulunya. Sekarang jadi kos kecoak


Sorenya ketika bangun, usai solat ashar saya langsung memikirkan cara bagaimana saya bisa pindahan malam itu juga. Saya chat semua teman-teman saya, saya ceritakan semua apa yang sedang terjadi dengan saya. Salah satu teman saya bilang, “waduh itu di tuntut aja thur. Kok tega sih.”

Saya jawabin, “Daripada aku marah-marah, dan sibuk mengurusi tuntutan ke bapaknya, mending aku mikirin cara gimana supaya malam ini aku bisa pindah kosan dan barang-barangku bisa di selamatkan.

Ya, saya waktu itu memang harus segera pindah. Nyelamatkan barang-barang saya yang di sembarangkan itu. Baju, buku, jas almamater dan macam-macam jadi kotor dan tertumpuk (ketindis) sama barang-barang lainnya.

Teman-teman saya bilang, habis magrib mereka mau bantuin saya pindah. Teman saya juga menawarkan untuk sementara tinggal di tempatnya dulu. Soalnya belum dapat kos dan nggak mungkin cari kosan malam itu juga.

Akhirnya saya pindah, dan waktu itu untuk beberapa hari saya tinggal di kontrakan teman saya. Mulai dari hari selasa-jum’at. Jum’at sorenya saya sudah dapat kos baru. Dan hari sabtu kemaren saya akhirnya pindahan ke kos baru.

Hari ini saya bisa nulis dengan nyaman, menata kamar dengan sesuka saya, ngerjakan tugas dengan tenang. Intinya, lebih nyaman daripada saya harus tinggal rumah yang sedang di renovasi itu. Sudah lega banget sekarang, hidup nggak terombang-ambing lagi J

Seandainya saja saya waktu itu cuma ngegerutu sendiri, jengkel-jengkel sendiri tanpa action, mungkin sampai dengan hari ini saya masih tinggal di rumah yang masih berantakan itu. Mau ngerjakan tugas susah. Mau nyetrika baju susah, mau belajar susah. Soalnya buku-buku saya entah ke tumpuk dimana. Pokoknya serba nggak enaklah.

Berfikir solusi, menuntun pada penyelesaian masalah. Justru karena memikirkan solusi itulah otak bisa bekerja maksimal, mencari cara dan jalan sedikit demi sedikit. Itulah yang saya rasakan. Tadi itu hanya salah satu masalah yang saya selesaikan. Berhubung masih baru, makanya saya jadikan contoh untuk di ceritakan.



Betapa banyak orang yang sedang mendapatkan sebuah masalah, malah meratapi, memikirkan masalahnya terus menerus, itu-itu saja yang di pikirkan, tanpa beregerak, tanpa bertindak. Sehingga masalahnya tidak selesai-selesai.

Padahal, memikirkan masalah dan memikirkan solusi sama-sama lelahnya. Jadi, untuk apa energi di habiskan untuk memikirkan masalah. Iya nggak? Kenapa tidak di habiskan untuk memecahkan masalah (mencari solusinya). Kan sama-sama lelah, sama-sama habis karena berpikir. Cara berpikirlah yang bisa membuat setiap orang itu beda dalam mengambil sikap. J

Nah, makanya saya coba untuk menulis ini. Mudahan tulisan saya kali ini bisa bermanfat dan memberikan secuil solusi kepada siapapun itu yang masih suka mbulet sama masalah. Stress itu salah satunya karena kebanyakan mikirin masalah. Di pikir-pikir aja terus. Tapi nggak gerak-gerak. ACTION OKEY!!!  Untuk itulah kali ini saya berbagi bagaimana sebaiknya sikap kita ketika mendapatkan sebuah masalah. Jawabannya, cukup temukan jalan keluarnya. Just it ^^

Salam kenal dan untuk lebih kenal atau sekedar ngobrol-ngobrol folow aja twitter saya : @akhi_fathur

1 komentar:

Terimakasih sudah membaca. Tolong tinggalkan komentarnya. Karena dengan komentar kalian, blog ini akan semakin bernyawa hehe. Salam, untuk para blogger se-Indonesia. Dari Malang (@akhi_fathur)